30 Tewas Dalam Kebakaran Gudang Mancis Langkat
Onlinekoe, Langkat – Sebuah rumah yang difungsikan sebagai gudang perakitan pemantik api (mancis) di Dusun IV, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara mendadak terbakar, Jumat (21/6) siang.
Dalam peristiwa itu, 30 orang tewas dilaporkan terpanggang. Sedangkan 4 lainnya selamat. Seluruh korban tewas adalah wanita. Mereka terdiri dari 25 orang dewasa yang merupakan pekerja gudang dan 5 lainnya anak-anak.
Seluruh jenazah korban tewas saat ini ditempatkan di Kamar Jenazah RS Bhayangkara Medan, guna menjalani proses identifikasi.
Keterangan dihimpun, dari sejumlah saksi mata di lokasi kejadian, peristiwa kebakaran itu diperkirakan terjadi sekira pukul 12.00 wib, atau saat berlangsung jam makan siang.
Bangunan yang terbakar itu merupakan rumah permanen milik Gini, warga Dusun IV, Desa Sambirejo, yang sejak 2011 silam disewakan kepada warga Medan untuk digunakan sebagai gudang perakitan pemantik api.
Kebakaran diawali suara ledakan disertai kemunculan asap tebal dari bagian belakang bangunan. Dari situ, kobaran api kemudian muncul, lalu dengan cepat membakar seluruh bagian bangunan dan perkakas di dalamnya.
“Awalnya ada ledakannya keras, disertai asap hitam. Tidak lama setelah itu barulah muncul kobaran api,” ujar Erdi (41), salah seorang warga setempat, yang seketika itu turut membantu upaya pemadaman api.
Sebaliknya, warga lain yang menyadari peristiwa itu bergegas menolongan para pekerja yang masih terjebak di dalam bangunan terkait, sembari memadamkan api dengan peralatan seadanya.
Meskipun demikian upaya tersebut tetap tidak mampu membantu proses evakuasi para korban. Pasalnya, kobaran api justru semakin membesar, sehingga menyulitkan warga membuka akses untuk menyelamatkan para korban.
Tidak lama setelah peristwa itu dilaporkan, sejumlah armada pemadam api tiba di lokasi kejadian. Sedangkan puluhan petugas kepolisian turut membantu upaya pengamanan, dan proses penguraian arus lalu lintas yang sempat macat.
Namun malang, satu jam setelah proses pemadaman api berhasil dilakukan, seluruh pekerja ditemukan sudah dalam kondisi terpanggang, dengan posisi tubuh saling berkumpul di ruang depan bangunan.
“Kami yakin, mereka terjebak di dalam. Karena setahu kami, akses masuk dan keluar para pekerja hanya lewat pintu belakang. Sementara pintu depan gudang memang selalu dikunci,” ungkap Indra (31), warga lainnya.
Kapolres Binjai, AKBP Nugroho Tri Nuryanto, saat diwawancara melalui Kapolsek Binjai, AKP Binsar Naibaho, mengatakan, kebakaran diduga dipicu percikan api dari pemantik, yang sedang dirakit para pekerja.
Namun karena di dalam bangunan itu banyak tersimpan ribuan pemantik lain, maka api dengabln mudah menyambar dan membakar seluruh bagian bangunan maupun perkakas di dalamnya.
“Saat ini, Tim Labfor Polda Sumut masih melakukan pemeriksaan di sekitar lokaai kebakaran. Sedangkan seluruh jenazah korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Medan, untuk dilakukan proses identifikasi,” ungkap Binsar.
Pantauan wartawan pasca kejadian, ratusan warga dan puluhan petugas kepolisian masih memenuhi sekitar lokasi kebakaran. Arus lalu-lintas di sekitar kawasan itu juga terlihat macat hingga sekira 3 kilometer.
Sekelompok orang yang merupakan kerabat para pekerja juga terlihat sibuk mendatangi Kantor Kepala Desa Semabirejo, guna melaporkan anggota keluarga mereka yang diduga ikut menjadi korban dalam musibah itu.
Terlihat pula beberapa warga sedang mempersiapkan perlengkaoan untuk mengadakan acara tahlilan, karena telah merasa ada anggota keluarga mereka yang ikut meninggal dunia.
Pemerintah Desa Sambirejo turut merilis 30 nama pekerja gudang pemantik api yang diduga menjadi korban tewas dalam musibah kebakaran itu. Mereka antara lain, Nurhayati, Yunita Sari, Pinja dan Sasa (anak dari Yunita Sari), Suci, Mia, Ayu, Desi, Juna dan Bima (anak dari Desi), Dhijah, Maya, Rani, Alfia, Rina, Amini, Prisca, Kiki, Yuni, Sawitri, Fitri, Sifah (anak Fitri), Wiwik, Wita, Rizki, Agusliana (mandor gudang), Imar, Yanti, Sri Ramadhani, serta Samiati.
Sedangkan 4 korban selamat, antara lain Nur, Deni Novita Sari, Ariyani, dan Ayu alias Eti. Mereka selamat setelah sempat keluar gudang untuk makan siang, sebelum kebakaran itu terjadi.
“Sebagian besar korban merupakan penduduk Desa Sambirejo. Sedangkan lainnya adalah penduduk Desa Selayang, penduduk Kelurahan Kwala Begumit, dan penduduk Desa Perdamaian,” terang salah seorang staf di Kantor Kepala Desa Sambirejo.
Kepala Desa Sambirejo, Kusnadi, mengakui, jika bangunan yang terbakar itu merupakan gudang perakitan pemantik api. Menurutnya, gudang tersebut dikelola dalam skala rumah tangga untuk mendukung produksi skala besar pabrik pemantik api di Kota Medan.
“Di gudang itu kebetulan hanya mandornya saja yang berstatus karyawan. Sedangkan seluruh pekerja sendiri merupakan buruh yang dibayar secara borongan,” ujar Kusnadi.
Meskipun demikian dia tidak terlalu memahami bagaimana kondisi pengamanan atas keselamatan pekerja di dalam gudang terkait.
“Setahu saya, alat pemadam ada disediakan di dalam gudang itu. Namun memang pintu bagian depan gudang kondisinya selalu terkunci,” sebutnya.
Menyikapi legalitsas gudang tersebut, Kusnadi menduga selama ini gudang tersebut berporduksi tanpa ada izin. Bahkan dia pun belum sama sekali tidak mengetahui sosok sang pengelola usaha perakitan pemantik api.
“Sebelum beroperasi 2011, mereka semoat minta surat keterangan domisili. Izin aslinya sendiri saya memang belum pernah lihat,” ujar Kusnadi, yang mengaku sempat beberapa kali mengingatkan mandor gudang untuk mengurus izin dan melengkapi peralatan keselamatan pekerja. (tiara/Mhd)