Jawa TengahSemarang

Perjalanan Bhikku Thudong International 2024, Dimulai dari Vihara Sima 2500 Budha Jayanti

Semarang – Tahun 2024 ini Kota Semarang menjadi tuan rumah Bhikku Thudong International 2024. Kegiatan perjalanan Bhikkhu Thudong Internasional 2024, akan berlangsung dari 15 -16 Mei 2024, tidak dimulai dari Jakarta seperti tahun 2023 lalu tetapi dari Kota Semarang.

Pada tahun 2024 ini, titik awal perjalanan Bhikkhu Thudong Internasional 2024 dimulai dari Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti, di Bukit Kassapa, Semarang.

Hal itu disampaikan Koordinator Bhikkhu Thudong 2024 Kota Semarang Wahyudi Santiphala dalam siaran persnya.

Setelah ada penglepasan Kamis (16/05/24) selanjutnya para Bhikkhu Thudong menuju Candi Agung Borobudur dan perjalanan diakhiri di Candi Muaro Jambi, Sumatera.

“Pertimbangannya karena para Bhikkhu Thudong memenuhi akan undangan Gubernur Provinsi Jambi, untuk berkenan melakukan perjalanan thudong ke Candi Muaro Jambi,” terang Wahyudi Santipala di Vihara Buddha Dipa, Semarang, Selasa (13/05/24).

Lebih lanjut Wahyudi menyatakan ditunjuknya Kota Semarang ini merupakan kebanggaan sekaligus kehormatan tersendiri menjadi tuan rumah Event Internasional Bhikkhu Thudong tahun 2024.

Untuk itu, lanjut Wahyudi, kami mengajak warga Kota Semarang berkenan turut hadir dan mendukung kegiatan bersejarah ini.

Wahyudi memaparkan Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti menjadi titik mula dengan pertimbangan bahwa di vihara inilah untuk pertama kalinya berdiri Sima pada tahun 1959.

“Sima adalah tempat khusus upasampada (pengukuhan) bhikkhu baru. Dan di Sima inilah untuk pertama kalinya di tanah air dilaksanakan upasampada bhikkhu sesudah ratusan tahun rubuhnya Wilwatikta-Majapahit,” beber Wahyudi.

Kunjungan Bhikkhu Narada Mahathera Wahyu lebih lanjut, mengisahkan, berdasarkan dokumen arsip Badra Santi Institute, ditemukan catatan bahwa Duta Dharma dari Srilanka, Bhante Narada Mahathera selama hidupnya telah 14 kali berkunjung ke Indonesia.

Kunjungan Pertama beliau pada tahun 1934 saat tanah air masih di bawah Pemerintahan Hindia Belanda. Kemudian atas undangan Bhikkhu Ashin Jinakkhitha, Bhikkhu Putra Pertama Indonesia, Bhante Narada Mahathera berkunjung kembali kunjungan Kedua, tahun 1958 untuk meresmikan Vihara 2500 Buddha Jayanti di Bukit Kassapa.

Dari laporan majalah Budhis, 1958, pada saat itu beliau menyematkan saririka datu (relik) berupa sehelai rambut (kesa) Buddha Gotama. Kemudian sesudahnya beliau menyatakan, nilai Spiritual Vihara 2500 Buddha Jayanti Setara Candi Borobudur.

Kunjungan Ketiga, tahun 1959 untuk menetapkan Sima Internasional Kassapa di Vihara 2500 Buddha Jayanti. Peristiwa bersejarah ini disusul peristiwa penting bersejarah berikutnya, yaitu upacara upasampada bhikkhu pertama di tanah air, yaitu Drs. Dharmasoka Ong Tiang Biauw, Direktur Sekolah Sariputra Jakarta, menjadi Bhikkhu Jinaputta.

Majalah Budhis dalam laporannya, imbuh Wahyudi, menyatakan Bhikkhu Jinaputta adalah sosok penting pembabar Buddha Dharma di Vihara Karanjati, Yogyakarta yang bersambung dengan pembinaan di Vihara Dharma Surya, Janggleng, Kalimanggis, Kecamatan Kaloran, Kabupaten.

“Dari gemblengan Bhikkhu Jinaputta lahir banyak tokoh organisatoris Buddhis dan pengusaha nasional di Indonesia, seperti misalnya Ibu Dra. Sri Hartati Murdaya, Ketua Umum Walubi,” papar Wahyudi. (Heru Saputro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *