Onlinekoe.com | Kaur, Bengkulu – Lembaga Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) adalah sebuah institusi penegak hukum yang lahir atas tuntutan sebuah negara, yang bertugas memberikan pelayanan, perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat. Sejak reformasi bergulir Polri memisahkan diri dari militer. Tentu ini adalah babak baru dari sejarah Kepolisian Republik Indonesia. Setelah reformasi dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
Dalam perjalanan waktunya menuju usia ke 79 ini, telah banyak torehan prestasi dan penghargaan yang dicapainya. Kontribusi positif lembaga ini patut mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Yang merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi Republik tercinta ini.
Polri telah berkamuflase merubah dirinya menjadi otoritas yang menunjukkan eksistensinya sebagai penegak hukum. Polri tidak lagi terbelenggu oleh sistem kekuasaan otoriter sebagai alat penyokong kekuasaan belaka, seperti pada masa sebelum reformasi.
Kini Polri menjelma menjadi sebuah lembaga yang humanis, melindungi, mengayomi, melayani, spritual dan profesional. Sejatinya alat kelengkapan sebuah negara dalam memberikan perlindungan keamanan dan ketertiban kepada masyarakat.
Prinsip mengayomi menjadikan Polri sosok yang humanis, bersahabat, merakyat dan peduli. Sedangkan melayani menjadikannya sebagai lembaga yang profesional, tanggap, disiplin dan berdedikasi tinggi.
Dalam realita tugasnya Polri tampil bukan saja sebagai penjaga ketertiban dan keamanan masyarakat, tapi sekarang Polri tampil mengaktualisasikan dirinya menjadi sebuah institusi yang peduli pada masalah ekonomi, sosial, budaya, spritual dan sendi – sendi kehidupan lainnya dalam praktek bernegaranya.
Dia menjelma menjadi sebuah kekuatan yang mampu berbagi solusi, dalam setiap persoalan yang muncul ditengah – tengah kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat.
Polri terlibat dalam mengatasi masalah stunting dengan memberikan bimbingan dan edukasi kepada masyarakat dalam meningkatkan pola hidup sehat. Dengan menkonsumsi makanan yang mengandung unsur gizi cukup. Disamping itu Polri juga mengajak masyarakat agar bisa menciptakan sumber gizi secara mandiri. Dengan memanfaatkan pekarangan rumah atau lahan kosong, sebagai apotek hidup dan wadah bercocok tanam, yang dapat menjadi sumber bahan baku gizi dan obat – obatan herbal.
Dalam prakteknya Polri selalu menggugah kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM). Dengan melakukan pendampingan wirausaha, untuk memanfaatkan potensi yang ada dilingkungan wilayah tempat tinggal masing-masing. Seperti banyak dilakukan para Bhabinkamtibmas di desa dan kelurahan, sebagai struktur jabatan paling bawah dalam sistem tugas. Yang bersentuhan langsung dengan masyarakat desa dan kelurahan. Ajakan beternak unggas dan memelihara ikan adalah salah satu cara efektif dalam membangun kreativitas masyarakat yang bermanfaat. Selain dapat menjadi sumber asupan gizi, kegiatan seperti itu dapat menjadi sumber tambahan penghasilan ekonomi masyarakat.
Giat Polri dalam mensukseskan program ketahanan pangan nasional yang digagas oleh Presiden Prabowo. Dengan suksesnya panen masal penanaman jagung yang dimotori oleh Polsek, Polres, sampai ke Polda, di seluruh daerah di wilayah Indonesia adalah bukti kerja nyata dari capaian positif kinerja institusi Polri. Dalam menuju Indonesia swasembada pangan, dalam kiprahnya membangun persada tercinta.
Polri Peduli Bencana Alam adalah sebuah program kerja institusi dalam menunjukkan rasa empati terhadap beban yang derita oleh masyarakat. Akibat bencana alam seperti gempa bumi, banjir bandang, kebakaran hutan, dan lain sebagainya. Bantuan 5000 paket sembako dari Kapolri terhadap korban gempa bumi di Provinsi Bengkulu yang baru – baru ini terjadi, adalah sebuah contoh nyata kepedulian Polri yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat korban bencana. Ditambah dengan kegiatan rutinitas bakti sosial, yang dilakukan mulai dari Polda, Polres sampai pada tingkat Kepolisian Sektor (Polsek). Dalam tugas-tugasnya meringankan beban ekonomi masyarakat.
Polri tadinya merupakan sebuah institusi yang terkesan “sangar, mata duitan, dan selalu mempersulit urusan, ” pada pandangan sebagian masyarakat. Kini berubah menjadi sosok panutan yang sejuk dan inspiratif, yang selalu memberikan pencerahan, yang merupakan bagian dari keluarga besar anak bangsa ini, menyatu dan berbaur, baik dalam menjalankan tugas maupun dalam kehidupan sosial masyarakat sehari-hari.
Dengan tampilnya sebagai sosok panutan dalam aktivitas sehari-hari, dalam upaya memberikan bimbingan rohani spiritual untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya. Yang mempunyai kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual. Yang merupakan suatu keharusan yang dimiliki oleh individunya. Dalam peradaban zaman yang menuntut setiap personil harus membekali diri. Dalam kompetisi global yang semakin ketat dan terbuka.
Era teknologi digital yang berkembang pesat saat ini, masyarakat luas dengan mudahnya dapat mengakses semua informasi dengan cepat.
Satu kekeliruan kecil saja, yang dilakukan oleh oknum Polisi dengan mudahnya menyebar kepada masyarakat. Khalayak akan lebih mudah mengingat kesalahan yang dilakukan oleh oknum, ketimbang sepuluh kebaikan atau prestasi yang telah dicapainya. Sehingga membetuk image negatif terhadap lembaga ini, yang berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat atas kinerjanya. Walaupun sejatinya oknum yang berdedikasi, yang mempunyai komitmen membangun, peduli, dan humanis masih jauh lebih banyak jumlahnya daripada yang nakal. Bak kata peribahasa ” nila setitik merusak susu sebelanga.”
Hal itu tidak dapat dipungkiri karena sebagian besar masyarakat akan lebih mudah mengingat sebuah kesalahan, ketimbang sepuluh benar yang telah dilakukan sebelumnya. Maka tidak ada ungkapan lain yang lebih bijaksana bagi Polri, kecuali “Polri tidak boleh melakukan satu kesalahan sekecil apapun sebagai sebuah institusi negara.” (dalam tanda kutip)
Sederet capaian kinerja lembaga tersebut akan luntur dalam sekejap. Oleh sebuah kekeliruan kecil yang dilakukan oleh oknum, yang menyalahgunakan wewenang dibalik seragam kebanggaan institusi.
Penegakan aturan internal yang tegas dan rekrutmen calon anggota Polri dengan transparan dan akuntabel, akan berdampak baik pada pencapaian kinerja lembaga tersebut.
Teras akan berubah, tingkat kepercayaan masyarakat akan kembali terbangun. Pamor lembaga institusi Polri akan bersinar dengan terang, jika aturan internalnya dijalankan dengan tegas dan proporsional. Dengan memberikan jaminan kepada anggota- anggotanya yang bertugas dilapangan, untuk bekerja sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Momen HUT ke 79 Bhayangkara adalah sebuah kesempatan emas untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Memasuki usia ke – 79 adalah angka yang sudah cukup matang dalam berakselerasi. Pengalaman demi pengalaman menjadi sebuah pelajaran berharga dalam bertindak kedepannya. Untuk menjadikan lembaga ini betul-betul menjalankan fungsinya sebagai pelayan masyarakat yang mengayomi dan melindungi.
Kesempatan ini adalah saat yang tepat bagi Polri menunjukkan kinerjanya menjadi lebih baik lagi, dengan membuka kembali catatan prestasi yang telah diraihnya selama ini sebagai bahan pembanding evaluasi. Tentunya, bukan berarti tidak ada kekurangan. Peningkatan kualitas dan kapasitas Polri tidak boleh berhenti. Institusi tidak boleh lelap dalam sanjungan dan terbuai penghargaan, karena mempertahankan sebuah capaian akan lebih berat daripada meraih prestasi baru. Dengan meraih kembali simpati dan rasa percaya masyarakat dalam fungsinya sebagai penegak hukum.
HUT ke – 79 ini, hendaklah Polri jadikan momentum, memperbaiki yang rusak, merekat yang retak, menyambung yang patah, menambal yang berlobang, menyembuhkan yang terluka, membuat tersenyum yang menangis.
Kita bangga dengan Polri, tapi kita akan lebih bangga lagi ketika Polri mampu menjadi bagian dari keluarga besar anak bangsa ini. Dengan terus berkarya berbagi solusi dalam berbagai persoalan masyarakat. Hingga Polri dapat menjadi penyembuh penyakit sosial yang tengah melanda sebagian besar masyarakat dewasa ini. Terutama di jagat dunia maya dengan menepis rasa curiga dan menghalau ketidakpercayaan masyarakat terhadap kinerja institusi. Dengan memberikan contoh teladan yang baik, dalam tugas-tugas melindungi dan mengayomi, untuk memberikan pelayanan terbaiknya. Guna membangun kesadaran masyarakat yang lebih baik lagi, agar patuh dan taat pada aturan. Dengan penegakan hukum yang tegas dan berkeadilan tanpa pantang bulu.
Momen ini harus mampu menjadikan lembaga Polri untuk dapat mengembalikan yang hilang, agar kembali menemukan jatidirinya, dalam menjaga integritas institusi. Untuk menjadikan Polri semakin dipercaya oleh masyarakat, walaupun dengan segala dinamika yang terjadi, baik itu datang dari internal maupun eksternal Polri sendiri.
Dirgahayu Kepolisian Republik Indonesia ke -79. Persada menunggu dedikasi dan pengabdian mu. Teruslah berkarya untuk anak negeri. Buatlah Ibu Pertiwi tersenyum dengan seragam kebesaran mu.
Jayalah selalu Polri ku.
Wasalam:
Penulis/ Togi Tusmigo
Wartawan dan Koordinator Jurnalis Kebangsaan Mahasiswa (JKM – BNPT) Provinsi Bengkulu.
(Tulisan ini saya persembahkan sebagai bentuk apresiasi, rasa cinta dan rasa memiliki Institusi Polri. Dalam rangka HUT ke – 79 Bhayangkara. Mohon maaf atas segala kekurangan dan keterbatasannya tks)