Ragam

Bisnis Barang Bekas Paling Lancar

Onlinekoe.com, MEDAN – Boleh percaya boleh tidak. Buktinya Berbisnis barang bekas sekarang paling lancar bahkan banyak menyerap tenaga kerja.Sejak industri daur ulang berkembang pesat, barang bekas laku keras.

Tak heran,  setiap hari para pemulung mengumpulkan barang bekas di tong-tong sampah rumah tangga maupun di tempat pembuangan sampah. Lalu mereka jual kepada agen atau pengusaha barang bekas. Berton-ton barang bekas diangkut dengan truk ke pabrik daur ulang.

Hiruk-pikuk  berbisnis barang bekas sekarang terlihat  di semua kota besar bahkan hingga di kabupaten/kota. Syukurlah, dengan tingginya permintaan barang bekas membuka peluang  bagi warga yang status sosial ekonomi  lemah.  Setidaknya mereka  bisa memenuhi kebutuhan hidupnya hari-hari.

Fajar (33) salah seorang agen barang bekas di kawasan Gaperta Ujung, Medan Helvetia, Sumatera Utara mengaku sudah tiga tahun menggeluti bisnis barang bekas. Bermodalkan  beca motor, timbangan  dan dana kecil-kecilan saban hari ia berkeliling desa membeli barang bekas dari rumah-rumah warga.

Pria kelahiran Aceh Selatan ini mampu mengumpulkan sekitar 200 kilogram barang bekas dalam satu hari. Jumlah ini tergolong sedikit. Soalnya masih banyak agen lain berprofesi sama. Kalau dalam satu kawasan ada 10 agen barang bekas dikali rata-rata 200 kg berarti sudah 2000 kg atau 2 ton barang bekas.

Itu belum lagi di berbagai kawasan lainnya di berbagai kabupaten/kota. Maka hitung saja berapa pulu h ton pasokan barang bekas yang dikumpulkan masing-masing pengusaha barang bekas di kota Medan ? Bukankah suatu bisnis yang menjanjikan bagi mereka yang bergerak di sektor usaha ini.

“Tapi saya  mampu mengumpulkan sekitar 200 kg setiap hari. Syukur Alhamdulillah saya berpenghasilan Rp100 ribu/hari untuk menghidupi keluarga.  Sekarang  mencari duit Rp50 ribu saja sulit. Tapi tak usah dipikir kali bang, Allah sudah mengatur rezeki kita. Yang penting dapur bisa berasap meski pas-pasan,” turur Fajar kepada Sumaterapost.co ketika menyortir  aneka barang bekas di kawasan Medan Helvetia,Jumat 10/7/2019.

Pemuda lulusan SMA ini menyatakan untuk sementara waktu pekerjaan ini terus dijalani sebelum ada peluang kerja di tempat lain.Ia tidak merasa malu karena dari pada menganggur lebih bagus sudah jelas bagi kehidupan anak dan isteri. “Sekarang saya tak berpikir panjang yang penting bisa makan keluarga dan biaya pendidikan anak,” tambah Fajar, ayah dua orang anak ini.

Bisa dibayangkan,  jika tidak ada para pemulung, agen, pengusaha barang bekas dan industri daur ulang mungkin barang bekas bertumpuk di rumah tangga atau di tempat pembuangan sampah. (tiara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *