Pemerintah Harus Dorong Petani Tingkatkan Produksi Perkebunan
Onlinekoe.com, MEDAN – Tak ada yang tak mengenal kakao atau theobroma cacao. Soalnya komoditas andalan ekspor ini memiliki nilai ekonomi tinggi. Seperti halnya komoditas sawit.Tak heran, masyarakat maupun pengusaha yang berinvestasi mengembangkan tanaman tersebut sangat menjanjikan. Namun, pemerintah harus terus mendorong petani untuk meningkatkan produksi perkebunan dan pertanian.
Permintaan komoditas ini sangat tinggi terutama untuk ekspor. Indonesia salah satu negara kaya akan berbagai komoditas unggulan seperti sawit, kakao, kopi, pinang dan lainnya. Namun, para petani jangan khawatir jika sekali-kali permintaan ekspor menurun yang berimabas pada harga . Paling penting pemerintah perlu mendorong petani meningkatkan produksi termasuk ketersediaan pupuk.
Lihat saja jenis kakao paling banyak ditanam untuk industri secara besar-besaran yaitu Criollo, Forastero dan Trinitario. Jenis ini perlu dipertahankan. Produksi dan kualitas harus tetap terjaga. Salah satu dengan teknologi pemupukan berimbang, baik dengan pupuk diberikan lewat akar ataupun penggunaan pupuk pelengkap yang diberikan melalui daun.
Begitu juga bagi tanaman kelapa sawit (elaies guinensis jacq) semakin diminati pengusaha perkebunan. Sawit yang meruapakan bahan baku minyak goreng maupun CPO dan seratus lebih turunan lainnya telah memberi kontribusi besar bagi pemasukan devisa negara. Lantas bagaimana kakao, kelapa sawit dan tanaman lainnya berbuah lebat ? Solusinya ialah dengan mencukupi kebutuhan akan pupuk.
Pupuk yang bagus sangat dibutuhkan tanaman dalam upaya meningkatkan produksi. Tanpa pupuk tentu saja hasil produksinya biasa-biasa saja. Karena itu para petani harus berupaya memenuhi kebutuhan bagi tanaman dan tanah/lahan juga harus sehat. Tanah sehat tanaman juga sehat.
Seperti diungkapkan praktisi bisnis, Ajuando Naibaho,MBA, saat berbincang-bincang dengan Sumaterapost di Medan, kemarin bahwa pupuk pelengkap berfungsi untuk melengkapi kebutuhan tanaman akan unsur hara esensial yang relatif sudah tidak tersedia lagi di dalam tanah. Pupuk berfungsi sebagai katalisator mengefektifkan pemakaian unsur hara makro sehingga produktivitas tanaman tinggi.
Dia mencontohkan peranan pupuk Plant Catalyst 26 misalnya untuk budidaya tanaman kakao, sawit, padi dan lainnya dapat mencegah kerontokan bunga dan buah kakao sekaligus mengoptimalkan jumlah dan berat biji/buah kakao. Selain meningkatkan mutu hasil biji kakao seperti biji menjadi lebih bernas/bentuknya normal juga daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit.
Bahkan pupuk ini dapat digunakan untuk semua jenis tanaman (pangan) hortikultura dan perkebunan. Berdasarkan hasil penelitian/uji coba aplikasi Plant Catalyst pada tanaman kakao di Luwu dan Soppeng, Sulawesi Selatan, buah kakao mencapai 80/pohon dengan panjang buah 16 cm, jumlah biji 44, biji kering/buah 59 gram dan hasil biji kering/ha/th mencapai 2000 kg. Bandingkan,tanpa Plant Catalys hanya 20 buah/pohon dengan panjang buah 10 cm, jumlah 30 biji dan hasilnya cuma 800 kg.
“Begitu juga hasil aplikasi Plant Catalyst pada kebun kakao petani di Desa Simapng Agung, Sei Putih Agung, Lampung Tengah sangat menggembirakan. Petani menyiramkan pupuk ini pada tanaman tersebut dengan takaran 30 gram/5 liter air per pohon tiap 2 minggu. Bayangkan hasil kakao kering meningkat dari biasanya 2 kg menjadi 7 kg,” jelas Ajuando.(tiara)