Kisah Pilu Kakek Gimo Jauh Dari Gemerlap Kota
Onlinekoe.com, PANARAGAN- Kisah memilukan dialami kakek tua bernama Gimo Lelaki berusia 80tahun tinggal sebatang kara di pinggir sungai Way Pidada selama bertahun-tahun. Warga Tiyuh Kibang Trijaya Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat ( Tubaba ) jauh dari hiruk pikuk gemerlap kota, Mabah Gimo, tetap kuat dalam menjalani hidup.
Kakek renta kelaihran 1939 ini tinggal di gubuk berukuran Dua meter persegi yang tidak layak huni, bukan hanya usianya yang tua. Bahkan, hampir semua sisi dinding gubuk terbuat dari ranting- ranting pohon yang disusun rapat walaupun masih terlihat banyak celah yang berlubang.
Mirisnya lagi, gubuk tidak layak huni tersebut dibuatnya sendiri tanpa bantuan orang lain, lebih malang lagi dibawah tempat Mbah Gimo tidur terdapat kandang kambing peliharaannya.
Wajar jika lelaki berusia senja itu tidak hanya merasakan sepi. Namun, juga menggigil kedinginan ketika malam hari. Apalagi, saat hujan, bagian atap rumahnya banyak yang bocor. Bahkan pada saat banjir melanda mbah gimo hanya bisa pasrah.
Lelaki malang itu mengandalkan pemberian tetangga untuk bertahan hidup. Selain itu juga dirinya membuat sangkar ayam berbahan dasar bambu, dan hasil karyanya dijual kepada para tetangga. Usia yang tidak muda membuatnya sering sakit. Dia pun tidak bisa berbuat banyak untuk menopang hidup.
Meskipun kondisinya demikian, kakek tua itu sangat ramah dan sopan. Kondisi tersebut dijalaninya sejak bertahun-tahun. Dia tidak memiliki istri dan memilih hidup sendiri. Mbah gimo hanya memiliki dua pakaian. Mirisnya lagi disaat musim penghujan, lantai rumah becek akibat air yang masuk lewat atap yang terbuat dari asbes.
Edi Setiawan warga Tiyuh Kibang Trijaya menuturkan, Mbah Gimo tinggal di pinggiran Way Pidada selama Dua Tahun. beberapa waktu lalu mengatakan
“Setau saya mbah gimo tinggal disni selama dua tahun, dia juga tinggal sendiri disini, saya tidak tega melihat kondisi Mbah Gimo yang memprihantinkan,” tutur Edi.
Dia menambahkan, kondisi Mbah Gimo sangat butuh perhatian, baik itu perhatian dari Pemerintah Tiyuh maupun sampi pemerintah Pusat, Padahal kondisinya sangat memprihatinkan dan sangat butuh bantuan.
“Mbah Gimo sangat membutuhkan bantuan secara ekonomi dan kesehatan dari Pemerintah, karena sudah jelas dalam undang- undang bahwa anak miskin dan warga terlantar dipelihara oleh negara.” bebernya.
Pemerintah sendiri sudah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Tanah Air. Akan tetapi, masih banyak orang-orang yang mengalami hidup miskin bahkan sengsara di usia tuanya. Salah satunya dialami oleh seorang kakek tua renta berumur 80tahun yang akrab dipanggil Mbah Gimo.