Ragam

Jelang UN, SMPN 15 Harus Bayar Rp 900 Ribu/Siswa

Onlinekoe.com, Bogor – Jelang ujian nasional, ratusan pelajar Kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 15 Kota Bogor, ‘diharuskan” membayar uang pemantapan atau belajar tambahan sebesar Rp 900.000/pelajar. Hasil kutipan, distor pada guru yang ditunjuk dan bukan pada komite sekolah.

Kepala SMP Negeri 15, Endang Mina,membenarkan langkah tersebut, dengan dalih pemantapan itu sangat penting bagi siswa Kelas IX menjelang ujian nasional. Dia beralasan , agar nilai yang diperoleh lebih baik dan jaminan lulus, seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya.

Sebagian orang, keberatan hanya saja biaya pemantapan tersebut diberlakukan pada semua pelajar. “Semua ‘harus’ bayar dengan nilai yang sama, walaupun dari sejumlah orangtua ada yang berasal dari keluarga tidak mampu”, kata mereka.

Sekolah nampaknya tidak lagi membendakan ekonomi orang tua yang mampu dan tidak mampu. Hanya saja sekolah memberikan kesempatan untuk di cicil. Sedangkan para orang tua SMP masuk dalam katagori gratis.

“Ya kami paksakan saja untuk membayarnya. Apalagi pelajaran tambahan itu sangat penting untuk meningkatkan nilai UN anak-anak kami,” ujar para orang wali siswa Kelas XI, di antaranya mengaku bernama Ny. Neneng.

Kepala SMP Negeri 15, Endang Mina ketika diminta pendapatnya, Sabtu kemarin, membenarkan adanya pungutan uang pemantapan dari siswa Kelas IX sebesar Rp900.000. Tapi, itu dilaksanakan berdasarkan hasil musyawarah komite sekolah dengan orangtua siswa.

“Pembayarannya dilakukan dengan cara dicicil sesuai kemampuan orang tua masing-masing. Tapi, ada juga orang tua yang memilih untuk dilunasi,” tuturnya.

Dia juga menjelaaskan tentang pembayaran lewat guru kelas, pembayaran itu hanya perantara saja. Karena, komite tidak bisa setiap hari ke sekolah, dan tidak setiap hari ada yang bayar. “Begitu uang diterima, langsung disetor ke komite sekolah tidak mungkin dipegang sekolah atau guru,” paparnya.

Dikatakan, bagi pelajar yang tidak mampu, diberikan kelonggaran dalam melakukan pembayaran, seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Bayar saja alahamdulillah. Tidak pun tidak kita persoalkan, asal betul-betul memang tidak mampu dan tidak berpenghasilan.Kemarin pun ada sekitar 6 orang yang tidak lunas dan tetap anaknya tuntas mengkuti pemantapan,” kata Endang. (Den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *