Miris, Keluarga Miskin Ini Harus Tanggung Biaya Persalinan
Onlinekoe.com, Kalianda – Sungguh menyedihkan nasib keluarga miskin yang satu ini, disatu sisi dia bersukacita atas kelahiran anak ketiganya. Namun disisi lain dia harus menanggung biaya persalinan yang cukup tinggi, karena persalinannya melalui operasi cesar.
Kejadian itu dialami Karen Jumaidah (34 tahun), ibu tiga anak yang tinggal di Desa Batuliman Kecamatan Candipuro harus menanggung biaya persalinan di salah satu rumah sakit bersalin di Bandar Lampung, melalui persalinan cesar.
Pasalnya, kartu BPJS yang dimiliki keluarga miskin ini tak berlaku. Tidak hanya itu, surat keterangan tak mampu yang dikeluarkan pihak desa, ditolak oleh pihak rumah sakit. Akibatnya, Yanto suami Karen harus mengeluarkan uang sebesar 7 juta untuk membawa pulang istri dan anak kesayangannya.
Diketahui, pada 15 September 2018, Karen datang ke salah satu bidan di desanya untuk melahirkan anak ketiganya. Namun, oleh bidan desa tersebut, Karen di rujuk ke salah satu rumah sakit.
” Saat itu saya mendatangi bidan Selpi mau lahiran, tapi sama bu bidan saya di rujuk ke rumah sakit Restu Bunda di Teluk Betung. Suami saya mempersiapkan semua surat-surat,BPJS dan minta surat keterangan tidak mampu dari desa. Tapi,pihak rumah sakit menolak semua surat yang saya punya. Awalnya saya diminta uang sebesar 12 juta oleh pihak rumah sakit, namun setelah tawar-menewar,pihak rumah sakit hanya minta uang 7 juta untuk biaya persalinan saya,” keluh Karen saat ditemui dikediamannya.
Yanto suami karen terpaksa mencarikan uang yang bagi mereka cukup besar itu.
“Demi anak dan istri saya, saya rela mas.Walaupun uang 7 juta itu, saya pinjam kiri kanan sama tetangga,” terangnya dengan nada lirih.
Saya heran sambungnya, kok BPJS saya dan surat keterangan tidak mampu dari desa ditolak puhak rumah sakit. “Padahal,saya selalu bayar setiap bulan iuran BPJS saya.”
Menurut tetangganya, Yanto adalah buruh srabutan yang penghasilannya tidak menentu.Jangankan mengeluarkan uang 12 juta, untuk makan sehari-hari saja metrka kesulitan, kata salah satu tetangganya. mus