Tingkatkan IKU Perguruan Tinggi, IIB Darmajaya Hadirkan Prof. Edy Cahyono
Onlinekoe.com | BANDARLAMPUNG – Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya menggelar webinar Penerapan Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk meningkatkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi, Kamis (16/12/2021).
Hadir sebagai pembicara Prof. Dr. Edy Cahyono yang juga Tim Kurikulum Pembelajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI dan dosen Universitas Negeri Semarang.
Webinar dihadiri langsung Rektor IIB Darmajaya, Dr. Ir. H. Firmansyah Y. Alfian, MBA., M.Sc.; Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Riset RZ Abdul Aziz, S.T., M.T., Ph.D.; dekan, wakil dekan, ketua prodi, serta dosen IIB Darmajaya.
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Riset RZ Abdul Aziz, S.T., M.T., Ph.D.
mengatakan pemerintah menentukan 8 IKU dalam standar capaian perguruan tinggi. “IKU ini menjadi potret bagi pemerintah di dalam mengukur capaian tidak hanya MBKM. Dengan hadirnya pembicara juga diharapkan dapat menyesuaikan program dalam MBKM sesuai dengan IKU,” kata Abdul Aziz.
Menurut dia, bagaimana pengembangan Project Based & Case Based Learning sesuai dengan IKU. “Yang hadir di sini seluruh dosen juga dapat mengetahui langsung penerapan IKU. Kami berharap Prof Edi dapat memberikan pencerahan. Selain itu juga dapat memberikan trik dalam membuat kegiatan dan program yang sesuai dengan IKU,” kata dia.
Sementara, Prof. Dr. Edy Cahyono, (Tim Kurikulum Pembelajaran Kemdikbudristek RI) mengatakan implementasi MBKM ini dituntut dengan acuan IKU. Menurut dia, semua PT sedang bekerja keras untuk membuat sesuai standar IKU.
“Bagaimana pengembangan program MBKM. Secara umum saya sampaikan IKU secara strategis kita capai dengan implementasi MBKM. MBKM itu tercapai dengan adanya di kurikulum,” ungkapnya.
Menurut dia, link and match pembelajaran dengan dunia industri juga harus sejalan. “Bagaimana penyerapan lulusan ke dunia kerja, apakah pembelajaran sesuai dengan keinginan pasar. Maka timbul program MBKM yang selaras dalam dunia usaha dan dunia industri,” ucapnya.
Sementara, Prof Edy–biasa dia disapa–menerangkan cara pandang pengajar (dosen) juga harus sesuai dengan praktisi di luar. “Ketika berbeda maka dengan adanya program MBKM memberikan hak kepada mahasiswa untuk belajar diluar prodi selama tiga semester,” ujarnya.
Hak tiga semester, lanjut dia, juga dalam bentuk kegiatan pembelajaran (BKP) MBKM meliputi delapan fokus. “Sekarang ditambah dengan bela negara. Perguruan tinggi dapat melakukan pengembangan dari fokus BKP MBKM tersebut yang disesuaikan oleh IKU,” tuturnya.
Prof Edy menambahkan dengan program MBKM yang disesuaikan IKU juga memberikan manfaat kepada mahasiswa. “Mahasiswa dapat memaksimalkan potensi dirinya untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan (CPL) dan mendapatkan kompetensi tambahan softskill & hardskill,” tutupnya. (*)