Ragam

Pembangunan Pasar Karang Anyar Diatas Tanah Hibah Bukan Tanah Masyarakat

Onlinekoe.com, Kalianda – “Kalau ada warga yang mengaku pembangunan pasar diatas tanah masyarakat, itu gak bener, pak.Tanah untuk membangun pasar, itu hibah dari Pak H.Triyono,” terang kepala Desa Karang Anyar, Sumanto, saat memberikan klarifikasi kepada wartawan diruang kerjanya, pagi tadi.

Memang ada, lanjut Sumanto, sebagian masyarakat yang komplain soal tanah pasar, tapi hanya beberapa warga saja, paling adalah 4 atau 5 orang. Tapi, saya anggap itu wajar saja pasti ada yang pro dan kontra kepada saya.

“Saya sudah jelaskan sama mereka, kalau pembangunan pasar itu berdasarkan musyawarh yang melibatkan tokoh msyarakat, dan notulennnya ada. Tanahnya, itu hibah dari pak H.Trioyono,” tegas Sumanto.

“Semua arsip tentang pasar, ada sama panitia. Siapapun bisa lihat.Warga yang komplain soal bangunan pasar, sudah saya ajak musyawarah untuk mencari solusi tentang pasar, tapi mereka menolak. Semua dokumen terkait tanah pasar ada sama panitia. Jadi menurut saya, bangunan pasar tidak perlu dipersoalkan lagi,” sambungnya.

Pada pemberitaan sebelumnya, ada yang mengklaim kalau bangunan pasar menggunakan tanah lapangan yang dibeli hasil sumbangan warga.

” Tanah pak Triyono bentuknya leter U, sedangkan tanah lapangan ada didalam tanah pak Tri. Nah,untuk bangunan pasar, minimal harus ada lahan 2000m2, makanya, tanah lapangan ditukar untuk bangunan pasar, dan digantikan dengan tanah pak Tri. Tapi, tanah untuk penggantinya tidak dikurangi sedikitpun, bahkan lebih,” tetang Sumanto.

Warga yang gak senang dengan bangunan pasar itu, lawan politik saya, tapi, biarpun mereka gak seneng sama saya, tetap saya rangkul mereka,saya tidak dendam. Mereka pernah datang kekantor saya, saya tanya sama mereka,apa salah saya tolong tunjukkan, tapi mereka gak mau bicara.

Bangunan pasar Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan,menuai pro kontra sebagian warga.

Namun demikian,pemanfaatan pasar untuk masyarakat, tetap dilaksanakan, karena pasarnya sudah jadi. Kalau masyarakat ada yang protes, kenapa gak dari awal, waktu pertama bikin pondasi, nah, sekarang pasarnya sudah jadi, gak mungkin mau dibongkar lagi, kata pak kades.

Bahkan peminat masyarakat untuk berdagang di pasar itu sangat banyak, buktinya, bangunan kios pasar dari pemerintah masih kurang. Kios dari pemerintah hanya bisa menampung 250 pedagang, sedangkan peminatnya mencapai 500 pedagang. Kekurangannya yang 250 kios dibangun oleh Pak Triyono, dan pengelolaannya diserahkan ke desa.

Nah, bagi warga yang kontra, saya gratiskan untuk sewa kiosnya, ada 4 orang, tapi yang satu gak mau nerima.

“Saya harus bijaksana dalam hal ini, biar bagaimanapun, mereka tetep warga saya. Saya harap, mereka sadar kalau pembangunan pasar itu untuk kepentingan orang banyak. Bukan untuk saya,” tutup Sumanto. mus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *