JakartaMEDIA CREATIVENASIONAL

Ki Jose Amadeus Gelar Pentas Perdana Wayang Kronik Sugata Puterpuja di Qi Xi Festival

Jakarta – Impian Ki Dalang Jose Amadeus untuk menggelar pertunjukan wayang jadi kenyataan. Dalang multi talenta asal Semarang ini menaja gelaran perdana Wayang Kronik ciptaannya bertajuk “Sugata Puterpuja” dalam helat Festival Qi Xi di Pantjoran , Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara, Jumat (26/08/2022).

Wayang digelar sekira dua jam itu, lakonnya mengisahkan terkait dengan Qi Xi dan bulan 7 Imlek yang dipercaya sebagai bulan arwah serta memuat piwulang (ajaran) yang terpahat di Candi Borobudur.

Menariknya wayang yang juga punya sebutan wayang Dewi Kwan Im dipentaskan di depan altar Dewi Kwan Im di Pantjoran ikon baru Pecinan di Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

Menurut dalang pemilik nama komplet Jose Amadius Krisna ini ini sebuah pertanda yang digenapi. Pasalnya, awalnya wayang kronik ini mulai diciptakan terinspirasi karena mendapatkan mimpi melihat wujud Dewi Kwan Im dengan seribu tangan.

“Ternyata pas pentas di depan altar beliau. Cerita ini pun dibuat pun didedikasikan untuk beliau. Mungkin begitulah kehendaknya. Setelah sekian purnama berjalan, akhirnya Wayang Kronik akhirnya pentas walaupun dengan segala keterbatasannya,” ujar Jose panggilan karibnya.

Tentang Sang Dalang Multikultural

Pemuda kelahiran Semarang 21 Nopember 1998 ini betul-betul “jatuh cinta” pada wayang. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) jurusan Pertanian Salatiga ini tak tanggung-tanggung dalam mengakrabi jagat perwayangan.

Sang dalang dengan wasis suluk, menyabetkan wayang kulit dan berkisah dalam bahasa Jawa. Tentunya dengan ngagem busana jawa lengkap dengan blangkon dan keris yang terselip dipinggangnya.

Siapa sangka kalau sosok dalang yang punya nama Foe Jose Amadeus Krisna pemuda peranakan alias keturunan Tionghoa. Dia nampak lebih njawani ketimbang orang Jawa.

Jose panggilan karib pemuda itu, selain suka mendalang dia menciptakan gending, dan juga nyerat.

PrestasiJose lainnya, pada pentas Festival Dalang Semarang 2017, Jose, berhasil membukukan prestasi sebagai juara ketiga kategori remaja. Sewaktu masih kuliah disela-sela kesibukan kuliahnya, anggota sanggar Lentera ini juga ikut pelatihan karawitan di KBM Paguyuban Wacana Budaya, UKSW Salatiga.

Tak hanya mendalang, kiprahnya, yang tak jauh-jauh dari jagad wayang, Jose, juga menciptakan gending jawa dan klengengan untuk pergelaran wayang. Jose, saat ini juga melakukan riset kecil dan penerjemahan berbagai serat, babad, suluk dan kakawin dari bentuk tembang menjadi cerita.

Pemuda yang mengaku dari kecil sedang budaya Jawa ini juga sedang menyusun serat berbahasa Jawa, yaitu Serat Jawa Aji yang mengisahkan tentang tanah Jawa dari Mataram Kuno hingga Mataram Islam.

Saat ini, Jose yang fasih berbahasa Jawa justru saat juga sedang memperdalam bahasa mandarin. Jose sebagai peranakan juga ingin terampil mendalang wayang Potehi warisan leluhurnya. Persoalan bahasa yang jadi kendalanya. Tetapi, Jose, terus berupaya, dirinya yakin suatu saat akan pentas wayang Potehi. (Red/Heru Saputro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *