Disparporabud Pasaman : Destinasi Wisata Butuh Sentuhan Totalitas Pengembangan
Pasaman — Merupakan satu dari 10 program prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasaman, maka pembangunan sektor kepariwisataan di daerah itu ikut menjadi tolok ukur keberhasilan duet pemimpin daerah, Bupati dan Wakil Bupati Pasaman.
Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata di Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga dan Kebudayaan (Disparporabud) Pasaman Ahdi Susanto S.Pd. M.Pd. membenarkan hal itu. “Begitulah,” kata Ahdi di Lubuk Sikaping, Ibukota Kabupaten Pasaman, Jum’at (19/5/2023).
Menurut Ahdi, Pemkab Pasaman di bawah duet kepemimpinan Bupati Benny Utama dan Wakil Bupati Sabar AS totalitas berupaya mengembangkan dan memajukan sektor kepariwisataan di Pasaman.
“Alhamdulillah, kita di Pasaman punya sejumlah potensi dan destinasi wisata yang sudah dikenal dan bisa diandalkan. Ahdi menyebut setidaknya terdapat beberapa destinasi wisata di Pasaman yang memerlukan sentuhan untuk bisa dikenal lebih luas,” katanya.
Antara lain, Tugu Khatulistiwa di Kecamatan Bonjol. Setiap tahun di Tugu Khatulistiwa itu terjadi fenomena alam yang disebut dengan Titik Kulminasi Matahari.
Kulminasi atau transit atau istiwa’, adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama.
“Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat “menghilang”, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan,” ungkap Ahdi.
Masih di Bonjol, juga ada objek wisata sejarah, yaitu Tugu dan museum Tuanku Imam Bonjol, salah seorang pahlawan nasional dari Ranah Minang, yang terkenal dengan Perang Paderi.
“Pasaman juga punya objek wisata alam yang bisa dibanggakan, yaitu Rimbo Panti, selain untuk berwisata, menurut Ahdi, Rimbo Panti juga sering dijadikan sebagai objek penelitian,” ucapnya.
Objek atau destinasi wisata lainnya di daerah tersebut, tersebar di sejumlah nagari dengan berbagai macam jenisnya, baik berupa objek wisata alam, religi, pemandian, dan lainnya.
Menurut Ahdi, selain bersumber dari APBD Pasaman hampir di setiap tahun anggaran, pembenahan sejumlah objek atau destinasi wisata itu juga mendapat alokasi dana dari APBD Sumatera Barat (Sumbar).
Lanjutnya, pembangunan sektor kepariwisataan di Pasaman belum setara dengan sejumlah daerah lainnya di Sumbar seperti Bukittinggi, juga tidak menafikan hal itu.
“Karena kita yang totalitas untuk itu, kan belum terlalu lama, tidak menutup kemungkinan faktor kurangnya promosi menjadi penyebab kepariwisataan Pasaman belum terlalu dikenal secara luas, baik di dalam maupun luar negeri. Tapi, bertolak dari sejumlah potensi yang dimiliki, pihaknya yakin pariwisata diyakini kelak akan menjadi salah sektor unggulan di Pasaman. Hanya tergantung faktor waktu saja,” katanya.
UL