Provinsi Lampung

Alzier: Viral Pria Naik Kolong Bus, Cermin Lampung Kurang Sejahtera

Onlinekoe.com | Lampung – Tokoh Lampung Alzier Dianis Thabranie prihatin dengan viralnya pemberitaan seorang warga nekat bersembunyi di kolong bus. Pria tersebut terpaksa melakukan itu karena ingin pulang kampung tapi tak punya uang.

“Ya, Allah sampai nekad naik ban serep mobil bus. Demi keinginan pulang ke Lampung, rela mempertaruhkan nyawanya. Ini menjadi bukti masih adanya warga yang masih sangat susah dan melarat di daerah ini,” kata Mustasyar NU Lampung di Jakarta, Sabtu (19/3/2022).

Fenomena ini mestinya menjadi tamparan keras bagi pemimpin daerah ini.

“Jika saya gubernur, bupati, kemana wajah saya, malulah podak ini. Pejabatnya naik mobil bagus-bagus, belagak-lagak, rakyatnya sampai sebegitunya itu, malu nggak?” ujarnya geram.

Padahal di daerah sekitar Lampung Tengah dan Tulangbawang, memiliki perusahaan-perusahaan besar yang pengusahanya kaya raya.

“Miris, perusahaan makmur, rakyat sekitarnya ada yang melarat,” sindir Alzier.

Penduduk Lampung per Juni 2021, katanya, ada 8,85 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, ada 1,01 juta masih miskin per September 2021. “Kemana para kepala daerah, jangan ansor (angin sorga) saja, janji-janji muluk waktu kampanye, sudah mau habis jabatan, masih banyak rakyat melarat, haduuueeehhh,” tutupnya.

Viral lewat berbagai media sosial, seorang pria kedapatan awak bus ada di kolong bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Pria yang mengaku naik dari Merak tersebut hendak pulang ke Lampung.

Wahyu, nama pria itu, ditemukan saat bus berhenti di Garasi PO Singa Raja Putra, Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah. Dia kemudian diturunkan ke Kabupaten Tulangbawang. Bus itu sendiri dalam perjalan dari Denpasar-Palembang.

Pria yang tampak kumuh itu mengaku kerja di bengkel. Karena tidak punya uang, dia memutuskan untuk pulang ke Lampung. Dia mengaku bersembunyi ke kolong bus, saat berhenti di rumah makan di Merak. (*r)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *