MEDIA CREATIVEYogyakarta

Bambang Toko Witjaksono Buka Pameran Sewu Lukisan Anak #6 COLLABORATION

Bantul – Helat akbar pameran “Sewu Lukisan Anak #6” bertajuk COLLABORATION resmi digelar. Pameran yang menaja ribuan karya lukisan anak-anak dan seniman undangan dari Yogyakarta dan Semarang. Pameran seni rupa ini berlangsung dari 26 Oktober 2024 hingga 08 November 2024.

Pameran dibuka Kurator Utama ARTJOG Bambang Toko Witjaksono, di Sekolah Sungai Siluk, Siluk (SSS) II Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta Sabtu (26/10/2024).

Pembukaan pameran ini tokoh budaya dan seniman professional Yogyakarta antara lain Rain Rosidi, Yuswantoro Adi, Bayu Widodo, Utin Rini, Patub Pork, Gerlups, dan Anang Nachiudin.

Selain itu juga pelukis peserta anak-anak, orang tua sebagai pendamping, pengajar, masyarakat umum, dan seniman profesional. Turut mengapresiasi lurah dan kamituwo kelurahan selopamioro Dukuh Siluk 2.

Dosen Senirupa ISI Yogyakarta cum seniman Bambang Toko Witjaksono dalam sambutannya berpesan bahwa kolaborasi antar kota (Semarang-Yogyakarta) ini harus dipertahankan. Karena pameran seperti ini sangat bermanfaat dan perlu.

“Kedepan harapannya semoga bisa berkembang pesertanya dari kota-kota lain bahkan hingga antar negara,“ tandas Kurator Utama ARTJOG
Pameran seni rupa kolaborasi antar kota memiliki berbagai manfaat, baik bagi seniman, komunitas, maupun masyarakat luas.

Kolaborasi antar kota memungkinkan seniman bertukar ide dan inspirasi.

“Setiap kota memiliki karakteristik budaya yang berbeda, yang dapat memperkaya karya seni yang dihasilkan. Membantu seniman memperluas jaringan dengan bertemu seniman dari kota lain, kurator, kolektor, dan pengunjung dari latar belakang yang beragam,” tandas praktisi seni cum akademisi ini.

Pada kesempatan itu, Bambang, juga juga memuji perkembangan Sekolah Sungai Siluk yang pesat, sehingga kini sudah memiliki galeri seni. Selain fasilitas kantor, kelas, perpustakaan, panggung pertunjukan, dan cafe.

Bambang Toko Witjaksono juga memberikan acungan jempol bagi komunitas-komunitas seni dari Semarang yang mampu bertahan dan memberikan warna baru dari gerakan seninya.

Owner Sekolah Seni Siluk Kuart Kuat, menyambut baik pameran kolaborasi ini. Menurut Kuat pameran ini memungkinkan seniman untuk lebih memperkenalkan kekhasan dari kota masing-masing.

“Para seniman bisa memperkenalkan budaya lokal dari katanya masing-masing dalam karya lukisnya ke khalayak yang lebih luas,” imbuh Kuat.

Perwakilan seniman Semarang M. Salafi Handoyo menyatakan bahwa, kolaborasi ini akan membuka ruang dialog bagi masyarakat mengenai berbagai tema seni.

“Pameran kolaborasi ini memberikan edukasi bagi pengunjung dapat belajar lebih banyak tentang seni dan budaya kota lain. Kehadiran seniman dan pengunjung bisa meningkatkan pendapatan lokal melalui wisata seni,” ujar Ridho panggilan karib M. Salafi Handoyo.

Sementara itu Ketua AECI Satya Nirmana Foundation Singgih Adhi Prasetyo menambahkan kolaborasi memungkinkan seniman bereksperimen dan menciptakan karya yang inovatif dengan menggabungkan gaya, teknik, atau medium yang unik dari masing-masing kota.

“Sifat event seperti ini akan memperkuat ekosistem seni rupa di Indonesia, mendorong keragaman dalam berkarya, serta membangun apresiasi lintas kota terhadap seni dan budaya lokal,” ujar Singgih yang kesehariannya dosen di UPGRIS Semarang. (Heru Saputro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *