Bekerja Sama IPB dan PT. Pupuk Kaltim, PTPN VII Memulai Teknolog E-Farming
Onlinekoe.com, BANDAR LAMPUNG – Penggunaan teknologi informasi dalam bidang perkebunan segera dimulai PTPN VII. Bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan PT. Pupuk Kaltim, proses pemantauan dan analisis tanaman berbasis citra satelit mulai diuji cobakan di kebun percobaan (demoplot) PTPN VII Unit Bekri sejak Februari 2019. Pencanangan uji proyek yang diberi nama PreciPalm (pada tanaman kelapa sawit) akan digelar Senin (22/4/19) di Unit Bekri, Lampung Tengah.
Acara yang merupakan lauching awal pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang pertanian (e-farming) ini akan dihadiri Menteri BUMN Rini Seoamarno. Juga Rektor ITB yang merupakan Komisaris Utama PTPN III Holding, Arif Satria, Dirut PT. Pupuk Kaltim Bakir Pasaman, Dirut PTPN Grup Dolly P. Pulungan, dan Komisaris Utama PTPN VII Agus Pakpahan bersama Dirut PTPN VII Muhammad Hanugroho sebagai tuan rumah.
Dalam rilisnya, proyek PreciPalm dengan demoplot di PTPN VII ini adalah hasil kerjasama riset antara IPB, Pupuk Kaltim, PTPN Grup Holding, dan PTPN VII. Proyek ini merupakan langkah awal untuk pengelolaan seluruh komoditas yang dikelola oleh PTPN Grup dengan teknologi canggih.
Sekretaris Perusahaan PTPN VII Agus Faroni mengatakan, setahun terakhir pihaknya menjajaki pemanfaatan e-farming ini sejak setahun terakhir. Gagasan itu muncul dari unsur pimpinan setelah melakukan kajian mendalam dan mencari solusi atas masalah produktivitas semua komoditas yang diusahakan perusahaan.
“Dalam kondisi sulit, kami terus mencari solusi dengan menggandeng stakeholder dan pakar. Problem utama kami saat ini memang soal cash flow, tetapi dalam perjalanan kami menemukan opsi-opsi solusi untuk menaikkan produksi. Nah, teknologi e-farming ini muncul diantara pencarian itu,” kata dia.
Agus mengatakan, tawaran teknologi baru berbasis satelit itu langsung ditangkap Direktur Utama M. Hanugroho. Dirut, kata dia, langsung menggandeng IPB yang memiliki kepakaran dan instrumen tentang teknologi e-farming dan PT. Pupuk Kaltim sebagai produsen dan pemasok pupuk pertanian.
Tentang teknologi baru ini, Agus menjelaskan, proyek ini merupakan uji coba perlakuan khusus terhadap tanaman kelapa sawit untuk kemudian dianalisis hasilnya. Percobaan akan memanfaatkan lahan kelapa sawit seluas 30 hektare dan dibagi dalam dua blok. Terhadap masing-masing blok akan dilakukan perlakuan berbeda, yakni yang menggunakan prinsip-prinsip PreciPalm dan yang lainnya menggunakan standar yang selama ini diterapkan PTPN VII.
Selama perlakuan, kedua blok sample yang terdiri dari tanaman kelapa sawit umur 14 tahun (tahun tanam 2005) tersebut akan dipantau menggunakan teknologi satelit. Perubahan pada struktur dan tekstur daun, buah, dan tanah yang ditangkap oleh citra satelit kemudian menjadi bahan analisis oleh software yang akan memberi rekomendasi perlakuan lanjutan.
“Sebenarnya, perlakuan fisik terhadap kebun, dalam hal ini tanah, pohon, daun, dan buah tetap sama seperti yang selama ini dilakukan. Yang membedakan, melalui citra satelit, kita bisa memantau secara real time adanya perubahan yang terjadi. Nah, dari perubahan itu, sistem akan memberi warning dan juga memberi rekomendasi. Misalnya, citra satelit memberi isyarat bahwa daun mengalami kekurangan unsur N, maka kita bisa cepat mengambil langkah,” kata dia.
Demoplot yang telah dimulai pada awal Februari 2019 ini akan berakhir pada Februari 2020. Dalam tenggang waktu tersebut, kata Agus, tim PreciPalm akan memantau secara ketat setiap perubahan. Dan pada akhir demo, parapihak akan melakukan evaluasi ulang dengan memperbaiki sistem untuk bisa diaplikasikan ke seluruh kebun dengan berbagai komoditas yang diusahakan.
“Jika demoplot ini berhasil, maka kami akan memasuki babak baru dalam sistem pemantauan tanaman secara digital atau yang kita sebut e-farming. Dengan teknologi ini, sistem peringatan dini terhadap anomali tanaman bisa lebih cepat sampai dengan data yang lebih akurat,” kata dia. (HUMAS PTPN VII)