Provinsi Lampung

BPC Perhumas Lampung Berikan Public Relation Training

Onlinekoe.com, BANDARLAMPUNG – Badan Perwakilan Cabang Perhimpunan Hubungan Masyarakat (BPC Perhumas) Provinsi Lampung menggelar training public relation kepada instansi pendidikan, swasta, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat di Hotel Horison, Minggu, 30 Juni 2019.

Adapun ketiga pemateri berasal dari unsur swasta, pendidikan dan non government organization (NGO) yakni Leo Ramadhanus (GM Hotel Horison), Aprilidia (Penasehat Save the Children), dan Hayatul Islam (Humas UIN Lampung). Leo –biasa disapa– menjabarkan How to Create a Public Relation (PR).

Dalam paparannya, seorang PR harus bersinergi dengan media dan menyampaikan informasi terkait produk ataupun brand dari instansi atau perusahaan. “Kenapa kopi bila dijual tanpa adanya merek maka dia harganya murah. Tapi bila dijual di swalayan naik dan dilabeli oleh starbuck maka menjadi mahal?,” ucapnya.

Dia menyampaikan bahwa hal tersebut karena brand dan life style bagi masyarakat sendiri. “Brand yang tertanam di setiap orang. Seperti air juga bila orang mengenalnya Aqua,” ujarnya.

Aprilidia yang pada sesi kedua menegaskan bahwa pekerjaan PR tidak hanya harus memberikan informasi terkait tempatnya bekerja. “Dia juga harus bisa membuat press release. PR kini juga harus mampu membuat caption dalam sebuah media sosial dan juga berhubungan dengan pemasaran,” tuturnya.

Wanita berkacamata ini juga menjelaskan terdapat empat hal yang harus dilakukan dalam menangani crisis management. “Crisis management seperti saat Lion Air jatuh, seorang PR tidak harus langsung memberikan statement tetapi membentuk tim khusus. Kemudian harus menentukan siapa yang harus bicara agar informasi yang disampaikan tepat dengan memberikan key message,” ujarnya.

Terakhir, kata dia, selalu memberikan kabar terbaru terhadap peristiwa kecelakaan tersebut. “Jadi jangan sampai masyarakat tidak mendapatkan informasi up to date,” ucapnya.

Hayatul Islam menerangkan bahwa brand merupakan pertaruhan reputasi ataupun citra dari sebuah institusi. “Jadi memberikan citra positif dan reputasi baik harus terkonsep dengan baik,” ungkapnya.

Apa yang disampaikan, lanjut dia, harus citra positif. “Karena untuk humas pemerintah dan swasta sangat berbeda dalam penyampaiannya. Jadi harus mencitrakan apa yang diinginkan oleh masyarakat,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *