Ragam

Demo Berlanjut, BEM Kirim Ratusan Mahasiswa ke Senayan

Onlinekoe.com, Bogor — Aksi protes ratusan mahasiswa Bogor terus berlanjut, menyuarakan tuntutan pada pemerintah dan DPR. Meski, aksi tersebut, tersiar kabar terjadi benterok masal dengan petugas hingga korban berjatuhan.

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Bogor Raya berangkat demo ke Jakarta, sedikitnya 21 kampus bergabung dengan sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus di Jakarta. Mahasiswa dan pelajar meluas,menjadi satu menyuarakan tuntutan dalam bentuk perlawanan, kumpul mahasiswa dari berbagai daerah.

Faktor penyebabnya, kekecewaan mahasiswa dan masyarakat pada kinerja elite politik yang buruk dan terjadi secara berulang-ulang. BEM Bogor Raya merasa terpanggil, ikut menyuarakan keperihatian yang suara mahsiswa sepertinya tidak di respon.

Pemberangkatan para mahasiswa, untuk melakukan aksi demo di Jakarta berangkat dari beberapa lokasi. Satu titik kumpul keberangkatan dari Stasiun Bogor. Sejak pukul 08.30 WIB sejumlah mahasiswa terus berdatangan dalam pantauan.

Ada yang berangkat terlebih dahulu dan ada pula memilih menunggu hingga teman yang lain datang. Para mahasiswa membawa spanduk berisi protes dan keperihatinan. Atas kinerja pemerintah dan DPR. Satu diantara spanduk bertuliskan ‘Tuntaskan Reformasi, Bogor Menggugat’.

Kordinator BEM Bogor Raya Muhammad Abdul Muktar mengatakan sekitar 1000 peserta aksi demo mahasiswa dari BEM Se-Bogor Raya. Ikut bergabung dengan satu tuntutan di Senayan.

“Kita berangkat atas nama aliansi BEM se-Bogor ini ada 21 kampus yang kita instruksikan untuk semua berangkat ke Jakarta,teknisnya kita berangkat kumpul di stasiun tapi ada juga yang berangkat duluan,” katanya.

Dikatakan, cara aparat penegak hukum dalam menangani berbagai problem di daerah, kerap menggunakan cara non-persuasif. Tak pelak, hal itu membuat emosi rakyat di daerah mengalami ekskalasi.

Dimana elite politik, nampaknya lebih mementingkan kepentingan kelompok oligarki politiknya, ketimbang kepentingan rakyat, yang kini tengah dilanda berbagai kesusahan di daerah.”Mereka tidak membaca itu”, kata mereka. (Den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *