Dialog Parlemen, Nguri-uri Kesenian Tradisional Bersama DPRD Jateng
Semarang – Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Provinsi Jawa Tengan menggelar acara : Dialog Parlem en. Kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan kesenian tradisional di Jawa Tengah digelar di Gedung Sobokartti, Jalan dr. Cipto 31 -33, Semarang, Rabu (01/06/2022)).
Kegiatan ini dihadiri dari sekretarian DPRD Jateng Hanif Mafiroh, Ketua LKN Jateng Titin Rezeki, dokter Agung Sudarmanto, Ketua Sobokartti D Soetrisno, dan tamu undangan lainnya.
H.Soetjipto, selaku penyelenggara dalam sambutannya mengatakan, sangat mengapresiasi berbagai pihak hingga terselenggaranya acara ini. Harapannya, kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan kesenian tradisioanal dalam hal ini wayang dapat dirasakan manfaatnya.
Soetjipto, menambahkan kegiatan ini juga sekaligus untuk memperingati hari lahirnya Pancasila 1 Juni.
Dialog yang mengusung tajuk ‘Nguri-uri Kesenian Tradisional di Kota Semarang” ini, menghadirkan nara sumber yaitu; H.Soetjipto, SH, MH (anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Tengah), Ki Suradji Hadi Kusumo (Pelaku Seni Kota Semarang) dan Dra. Oerip Lestari D Santoso.M.Si (Pengamat budaya dan kesenian Kemudian dilanjutkan dengan pergelaran wayang kulit pakeliran 1 Jam dengan menghadirkan dalang muda Ki Jagad Bilowo dengan mengusung lakon “Sumilaking Pedhut Manduro” atawa Kongso Adu Jago. Acara ini juga disiarkan melalui Radio UP 98.5 FM Semarang, Radio KIS 103.2 FM Semarang serta siaran tunda Semarang TV.
Dalam dialog yang dimoderatori Riri Novita, H. Soetjipto membeberkan bulan Juni sering disebut orang juga bulan Bung Karno, karena Bung Karno menggagas dan menggali Pancasila lahirnya 1 Juni.
“Beliau sendiri dilahirkan pada tanggal 6 Juni dan wafat 21 Juni. Maka orang sering menyebut bulan Juni bulan Bung Karno,,” papar anggota Komisi A DPRD Jateng ini.
Dalam mengngat bulan Juni ada hal yang penting yaitu Bung Karno sebagai penggas, penggali Pancasila yang kemudian disepakati founding father menjadi ideology Negara kita.
“Nilai-nilai Pancasila mutiara yang digali asli dari bumi Indonesia,” jelas Sotjipto.
Bung Karno, juga merupakan proklamator, Presiden pertama dan penggali Pancasila. Soekarno diakui bukan hanya sebagai pemimpin bangsa Indonesia tetapi juga bangsa-bangsa di Asia Afrika. Soekarno, lanjut Soetjipto juga adalah salah satu inisiator Konfrensi Asia Afrika yang dilaksanakan di Kota Bandung. Soekarno juga yang mengenalkan Pancasila di forum PBB.
“Jadi wajib hukumnya kita merawat, mempertahankan dan menjaga Pancasila menjadi kepribadian bangsa dan way of life bangsa,” tandas Soetjipto mengingatkan.
Sedangkan tentang Wayang, Soetjipto mengingatkan agar kita ikut berperan serta melestarikan, karena selain banyak penggemarnya, wayang juga sudah diakui UNESCO sebagai budaya asli dari Indonesia.
”Mari kita bersama-sama menguri-uri kesenian tradisi wayang yang tak hanya bisa dinikmati sebagai tontonan tetapi juga tuntunan. Wayang juga telah dipakai Sunan Kalijogo untuk mensyiarkan agama Islam,” imbuh Soetjipto.
Hal senada juga disampaikan , pengamat budaya Oerip Lestari D Santoso, wayang bisa dijadikan media pendidikan.
“Jadi wayang tak hanya sekadar pertunjukan yang bisa ditonton tetapi juga berisi muatan tentang moralitas dan ajaran kebaikan tentang kehidupan,” ujar mbak Uul sapaan akrab Oerip Lestari.
Ditambahkannya,wayang purwa kita berbeda dengan India, kalau wayang yang bertumbuhkembang di Indonesia ciri khasnya ada punokawan alias batur.
“Batur di sini tak sekadar pembantu, tetapi punya makna embat-embatan tutur alias tempat curhat,” papar Mbak Uul.
Sementara Ki Suradji Hadi Kusumo, selaku penulis naskah dan iringan, mengatakan, dalam mementaskan Pakeliran padat apalagi hanya berdurasi 1 jam merupakan sebuah tantangan.
“Ibarat hidangan harus tetap komplet. Jadi orang bisa menikmati tontonan dan tetap dapat manfaatnya meskipun kisahnya disuguhkan dalang dalam waktu yang terbatas,” ujar Suradji yang pernah bergabung menjadi pengrawit diCondong Raos asuhan dalang legendaris Ki Narto Sabdo.
Di tempat terpisah, Ketua Sobokartti D Soetrisno, mengatakan, Sobokartti diharapkan ke depan bisa menggandeng berbagai pihak untuk menumbuhkembangkan kesenian wayang di Kota Semarang.
“Saya berharap dengan sering adanya pertunjukan wayang di sini, Sobokartti makin moncer,” pungkas Soetrisno. (Heru Saputro)