Ragam

DKL Gelar Pameran dan Lelang Lukisan “Peduli Krakatau” Online

Onlinekoe.com – Pameran dan Lelang Lukisan biasa dilaksanakan di Museum atau Galeri. Namun, kali ini Dewan Kesenian Lampung menggelar pameran dan lelang pelukis Lampung `Bambang SBY mengusung narasi “1001 Legenda Krakatoa” secara online.

Pameran dan lelang lukisan karya Bambang Suroboyo bertajuk : “EXHIBITION & AUCTION For Krakatau Care” mulai Senin 28 Januri 2019 lalu bisa diakses melalui link akun FB: legenda krakatau, Instagram: 1001 legenda krakatau dan Twitter: 1001 legenda krakatau .

Ketua Harian DKL Heri Suliyanto didampingi Sekum DKL Bagus S Pribadi, mengatakan, sangat mengapresiasi niatan dan kepedulian pelukis Lampung Bambang Suroboyo untuk memberikan sumbangsih bagi korban tsunami Lampung dan Banten melalui lelang karya-karya lukisnya.”Karya-karya yang dilelang pada gelaran pameran kali ini obyeknya hampir semua rekaman kejadian saat terjadi erupsi gunung anak krakatau (GAK). Bambang merekam dan menuangkan dan mengekspresikan peristiwa ini dalam karya lukisnya,” ujar Heri.

Sekum DKL Bagus S Pribadi menambahkan, karya Bambang SBY yang dipamerkan dan dilelang ini selain bisa diakses melalui akun medsos yang sudah disebutkan di atas bisa dilihat secara langsung di Gedung Dewan Kesenian Lampung (DKL), Gelanggang Sumpah Pemuda, Way Halim Bandar Lampung pada jam kerja. Pukul 09.00 s/d 17.00 setiap hari tanpa hari libur.

“Jadi untuk melihat dan memastikan karya yang akan dibeli bisa juga dilihat langsung. Untuk harga awal lelang semua lukisan dibuka dengan harga Rp.2 juta untuk setiap karya, ” ujar Aviv panggilan akrab Bagus S Pribadi.

Mantan Kadisdikbud Provinsi Lampung ini menambahkan dengan digelarnya pameran dan lelang secara online memberikan kesempatan kepada siapa pun secara terbuka untuk melihat dan membeli karya ini. “Mudah-mudahan gelaran ini bisa menginpirasi dan menjadi stimulan bagi pelukis lainnya untuk terus berkarya. Pameran tak harus di ruang konvensional galeri atau museum. Kini media sosial bisa dijadikan ruang pameran. Harapannya karya yang di lelang laku dan hasilnya bisa untuk berbagi,” pungkas Heri.

Sementara itu, Bambang SBY, pelukis yang sudah 30 tahunan berkarya di Lampung ini, mengatakan, merasa terpanggil berbagi untuk masyarakat Lampung dan Banten yang terdampak tsunami januari lalu.

Menurut pelukis kelahiran Surabaya yang sudah menetap di Lampung ini Krakatau merupakan asetnya Lampung. Bambang prihatin karena keberadaan Krakatau di Provinsi Lampung, tapi yang banyak memanfaatkan dan menikmati sektor pariwisatanya Provinsi Banten. “Pasalnya selain letak Krakatau lebih dekat dari Banten juga didukung insfrastruktur yang lebih lengkap. Harapan saya ide tentang Krakatau ini merupakan salah satu kreativitas sebagai triger untuk memperkenalkan aset Lampung muaranya bisa pemantik untuk meningkatkan industri Pariwisata Lampung,” tandas pelukis yang juga jurnalis ini.

Bambang SBY mengatakan, ide kreatifnya melukis obyek Krakatau ini sejak tahun 1990. Bambang SBY mengonsep 1000 ilustrasi lukisan tentang Krakatau, tentang fenomena alam, senibudaya, peradaban dan pesona Krakatau. Dalam pergulatan kreatifnya juga lahir ide antara lain; tema “Indonesia Tempo Doeloe” dan “Lampung Tempo Doeloe”.

Bambang SBY tampil dalam gaya melukis realisekspresif dengan media bahan yang didapat dari kekayaan hasil bumi Lampung. Semua media melukis saya diolah sendiri bukan buatan pabrikan. Kanvas pun yang diolah lagi dan untuk pengawetannya sesuai dengan standard dan kebutuhan kreatif karyanya. “Bambang menggunakan Cat berbasis air dan diolah dari bahan organik dan anorganik berupa kopi dan pewarna organik dari tumbuh-tumbuhan menjadi gaya dan pilihanya dalam berkarya. Saya sengaja melakukan untuk mendapatkan efek eksklusif dan beda dengan pelukis manapun di dunia yang menggunakan cat bermerk pabrikan,” ujar pengurus DKL ini.

Bambang menambahkan, pengetahuan tentang ilmu bahan cat ini didapatnya dari praktek dan studi konservasi lukisan tua koleksi Istana Negara di Museum Textile Tanah Abang dan Galery Nasional Jakarta bersama Primastoria Studio pada tahun 1997.

Bambang berharap dengan diluncurkan pameran dan lelang lukisan ini, selain sebagai medan sosial juga merupakan ucapan syukur atas keberadaan Krakatau bumi Lampung. “Jangan anggap Krakatau sebagai sumber bencana, tetapi harus diapresiasi, dipelajari dan dijadikan sumber inspirasi dan kreativitas untuk berkarya dalam bidang seni apa pun,” pungkas Bambang SBY mengakhiri perbincangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *