DKV ITS Siap Menopang Industri Kreatif Nasional
Onlinekoe.com, Surabaya – Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berupaya mengenalkan budaya dengan berbasis teknologi media dan kreatif digital. Hal itulah yang diungkapkan Kepala Departemen (Kadep) DKV yang baru saja dilantik pada Maret 2019 lalu, Sayatman S Sn M Si.
Menurutnya, kehadiran revolusi industri 4.0 dan digitalisasi media melahirkan era baru dalam industri komunikasi. Hal itu sangat berpengaruh pada budaya kerja desainer komunikasi visual. Talenta, keterampilan dan kemampuan menciptakan inovasi desain visual berbantu teknologi informasi dan komunikasi menjadi kunci persaingannya.
Perlunya penyiapan dan pengembangan strategi pendidikan di DKV ITS melalui penguatan strategi pendidikan berbasis kreativitas, intelektual, manajerial, strategi dan teknologi diharapkan mampu membekali mahasiswa menjadi lebih kreatif di bidang DKV. “Hal itu dimaksudkan agar mahasiswa lebih siap memasuki persaingan global di era industri komunikasi seperti saat ini dan di masa yang akan datang,” cetusnya yang juga menjadi dosen Departemen DKV ini.
Departemen DKV sendiri baru diresmikan di ITS sejak 8 Februari 2018. Sayatman pun didapuk menjadi kadep pertama DKV. Ia mengaku cukup berat diberi amanah untuk mengawali ini, namun cukup senang karena bisa menjadi bagian dari perjuangan teman-teman dosen lainnya yang sejak lama menginginkan DKV menjadi sebuah departemen. “Sebenarnya peminatan DKV itu sudah lama ada di ITS dibawah Departemen Desain Produk ITS dan setelah melalui proses panjang akhirnya berhasil menjadi departemen sendiri,” ceritanya.
Kadep DKV yang hanya menjabat hingga November 2019 ini mengaku ada beberapa hal yang ingin diperjuangkan dalam mengembangkan Departemen DKV. Salah satunya adalah menjadikan Departemen DKV lebih mandiri dan segera menyesuaikan diri seperti departemen lainnya di ITS. “Langkah awalnya adalah melalui penguatan manajemen internal, melengkapi SDM tenaga kependidikan serta sarana prasarana di departemen agar lebih mapan dulu,” jelasnya.
Pria asal Tasikmalaya ini juga mengungkapkan ingin membawa Departemen DKV berkontribusi di kancah nasional maupun Internasional. “Kehadiran Departemen DKV ITS diharapkan dapat menopang industri kreatif nasional, sehingga potensi desain dan bidang industri kreatif di Indonesia dapat bersaing dan unggul secara global,” ungkapnya.
Kontribusi yang dimaksud salah satunya dengan mengenalkan budaya lokal lewat keilmuan DKV dalam kancah internasional. Pengenalan budaya lokal tersebut dapat disajikan dalam bentuk animasi ataupun game yang lebih mudah diterima. “Ini juga menjadi tujuan dalam hal pengabdian masyarakat bagi kami dengan menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap budaya lokal lewat hal yang menarik,” ungkapnya.
Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan melengkapi Departemen DKV dengan beberapa laboratorium penunjang seperti Laboratorium Branding and Communication Strategy, Laboratorium Digital Creative Media dan yang masih dirintis adalah Laboratorium Visual Culture yang konsen menggali kekayaan budaya nusantara untuk diolah dan diperkenalkan lewat desain visual. “Mengolah produk budaya lokal seperti wayang dan batik sebagai aset visual tentu akan sangat mengesankan,” ujar mantan Sekretaris Departemen Desain Produk ITS ini.
Ia pun berharap kedepannya Departemen DKV ITS lebih eksis dan dirasakan kebermanfaatannya oleh masyarakat“. Karena eksistensi sesungguhnya dari sebuah bidang keilmuan adalah kebermanfaatannya bagi umat manusia dan lingkungannya,” tutup Sayatman. (Christian Saputro)