Ekonomi Terkini Bergerak Lesu
Onlinekoe.com, Medan – Perdagangan saham hari ini ditutup turun 25 poin atau turun 0,406% di level 6.206. IHSG diperdagangkan direntang level 6.197-6.247.
Perdagangan saham hari ini ditekan oleh penurunan hampir seluruh sektor saham kecuali sektor keuangan yang menguat tipis 0,027%. Selebihnya perdagangan saham di sektor lainnya mengalami pelemahan dimana sektor properti mengalami pelemahan terdalam 1,65% disusul sektor manufaktur turun 0,62%.
Dari dalam negeri, situasi ekonomi terkini bergerak lesu. Hal ini disebabkan oleh adanya kebakaran hutan dan lahan di pulau Kalimantan dan Sumatera yang berdampak pada sejumlah distribusi barang, pariwisata, perhotelan dan penerbangan mengalami penurunan omset yang cukup tajam.
Sejumlah penerbangan dialihkan dan dibatalkan guna keselamatan penumpang. Hingga saat ini, BI Provinsi Riau juga masih melakukan kajian dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan ini.
“Saya kira dampak kebakaran hutan dan lahan ini cukup besar apalagi kabut asap kebakaran ini menyebar keprovinsi-provinsi bahkan ke luar negeri. Kita berharap kabut asap dan kebakaran hutan ini cepat teratasi agar perekonomian dapat berjalan dengan baik,” ujar pengamat ekonomi, Gunawan Benyamin kepada Sumatera post.co di Medan, Selasa 24/9/2019.
Sejauh ini, katanya, transaksi saham di tanah air masih berjalan normal. Belum ada pemberhentian transaksi saham yang terjadi di provinsi yang terkena bencana kebakaran. “Sehingga saya kira investor tidak perlu khawatir dengan situasi ini,” kata Gunawan.
Dia menyebutkan, tak hanya IHSG yang mengalami pelemahan. Indeks saham Kuala Lumpur juga mengalami pelemahan 0,28%, STI turun 0,426%, Nasdaq turun 0,797%, Dow Jones turun 0,589%, dan Hangseng turun 0,807%. Penurunan indeks saham global ini masih dipengaruhi oleh kekhawatiran perang dagang AS dengan Tiongkok yang belum mereda.
“Disisi lain, nilai tukar Rupiah melemah tipis 0,157% terhadap mata uang dólar AS. Nilai tukar Rupiah berada di kisaran Rp.14.077/USD, nilai ini masih stabil seiring dengan situasi ekonomi yang lesu,” terangnya.(tiara)