Beranda Jawa Tengah Eunike Nugroho Gelar Pameran Tunggal Bertajuk Pulang dengan Bunga

Eunike Nugroho Gelar Pameran Tunggal Bertajuk Pulang dengan Bunga

Semarang – Seniman (pelukis) botani terkemuka Indonesia Eunike Nugroho menaja pameran tungal bertajuk “Pulang dengan Bungandi Artotel Gajahmada, Semarang. Dalam gelaran kerjasama dengan Artotel ini Keke sapaan akrab Eunike Nugroho memajang 16 karya lukisan berobyek flora asli Indonesia dan Asia Tenggara mulai dari yang umum, dijumpai, endemic, hingga yang terancam punah.

Pameran Eunike Nugroho seniman Indonesia asal Semarang yang karya seni lukis botaninya sudah mendunia ini dibuka oleh Drs.Aryo Sunaryo, M.Pd di Artspace, Artotel, Gajahmada, Semarang, Jumat (19/8/2022). Pameran ini akan berlangsung selama dua bulan dari 19 Agustus 2022 hingga 31 Oktober 2022.

Keke dengan “The Titan” karya masterpiece yang ditaja dalam pameran DI Artspace Artotel Semarang dari 19 Augustus 2022 – 19 Oktobar 2022 ( Christian Saputro)

Pengamat Seni dan pensiunan dosen Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang Aryo Suanryo dalam sambutannya mengatkan, merasa sangat gembira diberi kesempatan kesempatan untuk memberikan sambutan sekaligus membuka pameran Uenike Nugroho.

“Saya mengenal mbak Keke panggilan akrab Uenike Nugroho ketika dia masih remaja, sebagai siswa Pusat Pelatihan Merbabu, yang berada di samping toko buku Merbabu Jalan Pandanaran Semarang dan kini pusat pelatihan seni itu menjadi Pelatihan Merby di jalan Mataram,” ujar Aryo Sunaryo yang kini bergiat menulis buku seni rupa.

Keke Potensial Sejak Remaja

Kala itu, lanjut, Aryo, dirinya memberi pelatihan melukis dengan cat air sekitar tahun 1990-an awal. Dikatakannya, Keke memang dari dulu sangat potensial, walaupun menggunakan perlengkapan yang sederhana, kuas sintetis, kertas gambar biasa, yang memang saat itu biasa digunakan di tempatnya mengajar mahasiswa Seni Rupa IKIP Semarang, kertas khusus untuk cat air juga belum ada.

“Mereka menggunakan kertas “Padalarang” yang asli, yang ada huruf timbul di bagian tepi kertas yang memiliki kualitas cukup baik. Saya masih ingat di tahun 1970-an ketika ada kompetisi lukis mahasiswa secara nasional, jurusan saya membeli kertas aquarelle itu dari Jakarta atau Bandung.Saya melukis menggunakan kertas aquarelle merk Bienfang baru tahun 2008, ketika pameran bersama di sebuah pameran lukis cat air,” ujar Aryo Sunaryo yang hingga kini dikenal sebagai pesketsa handal.

Setelah Keke ke Inggris mengikuti suaminya yang studi di sana, papar Aryo, dia bertemu dengan komunitas lukis cat air, khususnya dengan obyek botani. Di situlah Keke memperoleh banyak pengalaman, dan tahu banyak tentang teknik dan media yang digunakan. Di Inggris memang lukisan cat air sangat diapresiasi. Tradisi lukis cat air di sana telah lama berlangsung. John Constable adalah pelukis terkenal di abad IX.

Begitulah sekarang, imbuh Aryo, kita bisa melihat kemahiran lukis cat air Keke. Lukisan cat air Keke saya bilang lukisan yang fungsional.

Artinya, tidak semata sebagai sarana ekspresi, melainkan dapat aplikasikan untuk kepentingan ilustrasi. Lukisan atau gambarnya merupakan paduan antara ilmu pengetahuan dan seni.

Lewat seni, gambarnya mendeskripsikan dengan rinci tentang struktur obyeknya, yakni seluk beluk botani. Secara timbal balik seni gambarnya juga menangkap keindahan obyek alam itu, misalnya soal irama, bagaimana keteraturan daun atau mahkota bunga itu tumbuh dan berkembang, bercak-bercak pada daun yang menghasilkan pola dan tekstur yang menarik, nuansa warnanya, keserasian, kesetangkupan, dan sebagainya.

“Pendek kata lukisan atau gambarnya mampu mendeskripsikan dengan jelas dan sangat tajam, melebihi sekadar gambar foto. Melalui gambar atau lukisannya kita bisa banyak belajar tentang obyek yang dikemukakan,” sambung Aryo.

Menurut Aryo belum banyak yang memiliki keterampilan seperti pendiri IDSBA – sebuah Perhimpunan Seniman Botani Indonesia yang kini tinggal di Yogya ini. Pameran tunggalnya di Semarang bertajuk Pulang dengan Bunga – dalam perjalanannya berkarier menekuni melukis botani selama 10 tahun – merupakan “pulang kampung” sekaligus menunjukkan eksistensinya sebagai seniman lukis botani di kota asalnya .

“Konon Raden Saleh yang lahir di Semarang. juga pernah meniti kariernya di Bogor dengan menggambartumbuh-tunbuhan di Bogor atas bimbingan AAJ. Payen. Semoga pameran Keke ini banyak menginspirasi,” tutup Aryo.

Manager Hotel Artotel, Gajahmada, Herwindo Aryo Kusuma, mengungkapkan sangat bangga bisa menggelar pameran tunggal salah satu seniman Indonesia yang memiliki kekhususan tersendiri dengan mengangkat botanika dalam stiap karya lukisnya.

”Ini sejalan denga visi dan misi Artotel Group yang selalu mendukung karier seniman Indonesia dengan menyediakan wadah dan gasilitas yang ada di Brand Hotel Artotel.

“Pameran tunggal bertajuk : Pulang dengan Bunga di Artspace, Artotel ini sebagai wujud dari dukungan kami atas karier seniman Eunike Nugroho dengan turut merayakan 10 tahun perjalanan seninya,” imbuh Herwindo

Keke Pulang (Kampung) dengan Bunga

Sementara itu, Keke sendiri mengatakan, tajuk pameran tunggalnya “Pulang dengan Bunga” ini muncul begitu saja, ketika pihak manajemen Artotel Grup menawarinya pameran di Artotel Semarang.

“Banyak Artotel, kok pas yang ditawarkan Semarang. Wah, pas banget ini saya “pulang kampung” setelah berkiprah di dunia lukis botani yang justru berpameran di kota-kota lain.

Momen ini sangat pas sebagai hadiah untuk keluarga orang-orang terdekatnya—juga warga Semarang yang justru belum banyak tahu karya-karya saya,” ujar Keke yang karya-karya ilustrasinya selama ini banyak digunakan penerbit buku luar negeri, antara lain; Random House dan Pinguin

Founder Indonesian Society of Botanical Artis (IDSBA) karya-karyanya juga terbit sebagai seri perangko musim semi Canada Post, National Geographic Indonesia dan banyak lagi.

Keke yang baru ditabalkan Australian Council for Arts sebagai salah satu Internasional leaders ini karya-karyanya sering dipamerakn dierbagai negara, bahkan jadi koleksi permanen Hunt Institute for Botanical Documentation di Amerika Serikat, Victorian State Botanical Cllection di Australia dan Florilegium dari Royal Edinburgh Botanic Garden di Skotlandia.

Lulusan Fakultas Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ini sempat memperdalam tentang dunia lukis di Inggris ketika mendampingi suaminya bekerja.

“Dalam pameran kali ini saya memamerkan 16 karya, yang terbesar The Titan –bunga bangkai raksasa – yang dikerjakan sekira dua bulanan. Ini saya ikutkan dalam pameran yang diikuti oleh 25 negara yang masih-masing menaya flora asli dari negaranya,” terang Keke. (Heru Saputro)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini