Gatot Miris Warga Antri Demi Minyak Goreng, Namun Para Petinggi Malah Diduga Utamakan Proyek Besar
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, terus menyorot kelangkaan minyak goreng (Migor). Dirinya melihat bahwa kelangkaan minyak goreng ini dikarenakan pemerintah terlalu fokus dengan proyek besar ketimbang penderitaan rakyat kecil.
Hal ini disampaikan oleh dirinya ketika berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, saat ditemui di kawasan Cikini, Senin (21/03/2022).
Berdasarkan masyarakat banyak yang mengantri, lantaran tengah mengalami kondisi yang sulit. Adapun hantaman pandemi Covid-19 juga berdampak pada ekonomi masyarakat kelas menengah ke bawah.
“Bayangin, hanya beda Rp. 8 ribu orang antre 3 jam lebih berarti ini sudah sangat-sangat susah sekali,” ungkap Gatot.
Menurut penglihatan Gatot, masyarakat harus rela antri hanya untuk mendapatkan minyak goreng. Disinyalir, ketersediaan minyak goreng di pasaran sangat langka dan harganya pun melangit.
Menurut logika Gatot, “Daripada mengantri berjam-jam lebih baik bekerja mendapatkan uang Rp 50.000 untuk membeli minyak goreng yang mahal dan tidak pakai antri,”.
Ia menanggapi, masyarakat antri karena banyak yang tidak memiliki kerjaan. Imbasnya, dengan uang yang terbatas masyarakat akan berusaha mendapatkan minyak goreng lebih murah meski selisih harganya tidak besar.
“Dari hitungan ini menunjukkan bahwa rakyat sedang benar-benar tidak punya duit uang dia ngantri 1 hari itu hanya untuk minyak goreng,” ujarnya.
Lanjutnya, Petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini meminta pemerintah tidak hanya melihat permasalahan warga yang mengantri minyak goreng, tapi lebih kepada kepeduliaan terhadap nasib rakyat dengan tidak membuat proyek besar yang kurang berdampak pada rakyat.
“Situasi mahalnya minyak goreng ini sangatlah sulit, jadi inilah yang harus benar-benar dilihat. Bukannya membesarkan proyek-proyek yang besar,” tutupnya.
(RMOL)