Haiti Masih Mencekam, KBRI Havana : WNI Waspada
Internasional – KBRI Havana yang membawahi negara Haiti mengimbau 7 WNI yang bekerja sebagai spa terapis untuk waspada dan tidak keluar rumah akibat kondisi politik dan keamanan di ibukota Haiti, Port au Prince, yang terus memanas sejak awal Februari 2024 akibat janji PM Ariel Henry untuk melaksanakan pemilu pada tanggal tersebut tidak dilaksanakan dengan alasan situasi keamanan di Haiti yang belum kondusif.
Melalui Resolusi DK PBB Nomor 2699/2023 tanggal 2 Oktober 2023, PBB telah memutuskan pengerahan pasukan polisi multinasional ke Haiti yang rencananya akan dipimpin oleh Kenya untuk memulihkan situasi hukum dan keamanan. Beberapa negara seperti Bahamas, Banglades, Barbados, Benin dan Chad telah menyatakan untuk bergabung dengan pasukan polisi multinasional berdasarkan Resolusi PBB tersebut.
Pada 29 Februari 2024 PM Haiti Ariel Henry berkunjung ke Kenya untuk membahas kerjasama keamanan dan pasukan yang akan di kirim dalam menegakkan kondisi keamanan di Haiti di bawah multinational security force (MSS) PBB.
Sementara PM Ariel Henry berada di Kenya, serangan geng kriminal bersenjata terhadap Penjara Nasional Port-au-Prince telah berlangsung sejak 28 Februari 2024 dengan melakukan pengepungan penjara, menyebabkan sekitar 12 orang tewas dan 4000 narapidana yang sebagian narapidana anggota geng berbahaya melarikan diri.
Saat ini Geng kriminal bersenjata telah menguasai 80% wilayah ibukota Port-au-Prince, kata Duta Besar RI di Havana Nana Yuliana. Dari pantauan media, situasi sangat mencekam, terjadi pembunuhan random dan tindak kekerasan terhadap masyarakat yang diduga anggota geng lawan serta terjadi penjarahan terhadap rumah, toko warga dan penculikan warga serta pembakaran rumah dan kendaraan masyarakat dan polisi.
Geng kriminal tersebut menembaki Bandara Port-au-Prince dengan senjata berat akibatnya terjadi penutupan Bandara, kantor pemerintah, sekolah dan pertokoan di ibukota Port-au-Prince dan sebagian warga mengungsi ke daerah aman di luar ibukota.
Di beberapa tempat lingkungan masyarakat, warga melakukan pengamanan mandiri dengan mengangkat senjata, melakukan penutupan jalan dan pembakaran ban bekas untuk mencegah masuknya geng.
Barbecue, geng terkuat di Haiti bertekad menahan Kepala Polisi Nasional dan para Menteri Kabinet PM Ariel Henry dan akan mencegah PM Haiti Ariel Henry kembali ke Haiti.
KBRI di Havana terus berkomunikasi dengan para WNI di Port au Prince yang saat ini berjumlah 7 orang dan bekerja sebagai spa terapis dan mengimbau mereka untuk berada di rumah. Sampai saat ini mereka dalam keadaan aman dan tempat mereka bekerja jauh dari wilayah konflik.
Dubes Nana Yuliana sampaikan ada 3 strategi perlindungan WNI yg rencananya akan dilakukan:
a. Imbauan untuk tidak keluar rumah dan terus waspada menghindari daerah konflik serta menghubungi hotline KBRI jika terjadi hal-hal yang membahayakan.
b. Evakuasi lewat darat ke negara tetangga yaitu Republik Dominikana, sekitar 1 jam (63km) ke wilayah perbatasan antara Haiti dan Republik Dominikana.
c. Mendorong untuk keluar dari Haiti dan mencari pekerjaan di negara Karibia lainnya yang lebih aman.
Sampai berita ini diturunkan PM Ariel Henry tidak diketahui keberadaannya dan Haiti memberlakukan state of emergency selama 72 jam sejak Senin 4 Maret 2024.
KBRI akan terus memantau perkembangan keamanan di Haiti dan berkoordinasi dengan beberapa WNI di Republik Dominikana sekiranya terjadi eskalasi keamanan yang semakin memburuk.