Ibadah Oikumene Ucapan Syukur di Roemah D Cabang Untung Suropatii Semarang
Semarang – Roemah D menggelar ibadah Oikumene Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Ibadah Oikumene digelar di Roemah D Cabang Untung Suropati, Semarang, Senin 2 Januari 2023 melibatkan sahabat difabel dalam pelayanan.
Ibadah Oikumene ini dilaksanakan sebagai bentuk ucapa syukur atas pencapaian Roemah D tahun 2022 dan mohon berkat Tuhan dan penyertaannya untuk tahun 2023.
Misa Kudus dipimpin oleh Romo Didik Cahyono, SJ dari Paroki St Theresia, Bongsari, Semarang. Sedangkan renungan khotbah disampaikan Pendeta Soegiharto, M.Th dari GKMI Sola Gracia Semarang dengan mengusung tema : “Berjalan BersamaKU”.
Dalam khotbahnya Pendeta Soegiharto mengatakan, banyak orang mengenal Roemah D adalah rumah difabel.
“Tetapi bagi saya Roemah D itu bukan Rumah Difabel tetapi Rumah Dahsyat. Mengapa ? Karena Roemah D itu menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Kehadiran dan kiprah Roemah D dengan program-programnya banyak membantu sahabat difabel.. Harapannya, ke depan,semakin lebih banyak lagi sahabat-sahabat difabel yang dapat terbantu,” ujar Pendeta Soegiharto mengawali khotbahnya.
Pendeta Soegiharto mengulas tentang kebersamaan dalam sebuah perjalanan. Dalam kebersamaan tersirat bahwa tiap perjalanan yang tidak harus sendiri-sendiri.
“Aku sendiri hendakmembimbing engkau dan memberikan ketenteramankepadamu.” ujar Pendeta Soegiharto mengutip kitab Keluaran 33:14.
Lebih lanjut, Pendeta Soegiharto, mengatatakan, bagaimana perasaan saat berjalan berdampingan denganseseorang yang sangat membanggakan dan andalkan dalam hidup ini. Tentunya akan merasa aman, tenteram dan juga merasakan ketenangan. Dicontohkannya, kalau sahabat difabel Roemah D ada bersama Ibu Noviana Dibyantari tentu merasa aman dan tenang.
“Itulah yang akan dirasakan oleh setiap orang percaya yang senantiasa berjalan bersama dengan Tuhan. Seperti yang tertulis dalam Mazmur 62:2-3. Hanya dekat Allah saja aku tenang, daripada-Nyalah keselamatanku, Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.” imbuhnya.
Pendeta Soegiharto.menandaskan lalu apa makan berjalan bersama Tuhan di tahun 2023? Berjalan bersama Tuhan dipastikan tak ada kekhawatiran pasalnya, pertama, tuhan mencukupkan dan memelihara.
Seperti yang tertulis dalam Keluaran 13:21-22 : Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu. Juga tertulis dalam Keluaran 16:35 : Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya.
“Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini, ” ujar Pendeta Soegiharto mengutip kitab Ulangan 8:4
Yang kedua, berjalan bersama Tuhan kita memiliki harapan. Meski dunia dipenuhi goncangan-goncangan, anak-anak Tuhan, tidak seharusnya turuttergoncang, sebab “…kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan,” (Ibrani 12:28). Pendeta Soegiharto mengingatkan; Tanpa Tuhan, kehidupan tidak memiliki tujuan. Tanpa tujuan, hidup tidak memiliki makna. Tanpa makna, kehidupan tidak memiliki harapan.dalam
“Tuhan itu seperti oksigen. Kamu tidak dapat melihat Dia, tetapi kamu tidak dapat hidup tanpa Dia. Seperti tertulis dalam Mazmur 25:3 : semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu,” tandas Pendeta Soegiharto mengakhiri Kotbahnya.
Dalam ibadah Oikumene tersebut juga dilaksanakan perjamuan kudus yang dilayani ole Romo Didik Cahyono, SJ.
Founder KSD dan Roemah D Noviana Dibyantari dalam sambutannya pada kesempatan itu, mengungkpakan, sangat bersyukur kerinduannya untuk menggelar ibada Oikumene ucapan syukur sekaligus merayakan natal 2022 dan tahun baru 2023 bisa terlaksana. Yang lebih senangnya selain ibadah oikumene dalam waktu bersamaan juga ada pengajian dilantai satu.
“Ini menunjukan bukti toleransi dan keberagaman indah dan harmonis. Meskipun yang pengajian juga diisi dengan sholawatan menggunakan musik rebana tetapi ibadah tetap berjalan dengan hikmat,” ujar Bunda Novi panggilan karib sahabar difabel pada fouder Roemah D.
Selesai ibadah Oikumene diadakan acara ramah tamah dengan acara tukar menukar kado dan makan bersama. (Heru Saputro)