Kegiatan Politisi Baca Puisi Yang Digelar Lamban Sastra Isbedy Mendapat Apresiasi
Onlinekoe.com – Apriliati sangat mengapresiasi kegiatan Politisi Baca Puisi yang digelar Lamban Sastra Isbedy Stiawan, Sabtu (3/8) mendatang.
Acara yang berlangsung malam Minggu di panggung Lamban Sastra, Jalan Raden Saleh, Tanjungsenang, Bandarlampung ini akan menghadirkan sekira 23 politi Lampung. Mereka akan membaca puisi karya sendiri ataupun karya penyair Indonesia.
Menurut Srikandi di DPRD Lampung dari PDI-P ini kepada Iberahim Bastari, politisi bukan hanya bisa berdebat dan berkampanye, tapi juga dunia sastra yang merupakan seni (art) juga bisa dilakoni.
“Berpolitik itu juga perlu disertai seni agar tidak kaku dan pendekatan melalui seni dan kesenian adalah salah satu strategi meraih kemenangan,” katanya lewat pesan whatsapp (WA) kepada pegiat Lamban Sastra itu.
Apriliati mengatakan akan hadir membacakan puisi. Ia memilih puisi yang disiapkan penyelenggara.
Ibe, sapaan Iberahim Bastari, mewakili Direktur Lamban Sastra, Agusri Junaidi, megatakan, penyelenggara telah menyiapkan sejumlah puisi untuk dibaca politisi. Puisi-puisi tersebut karya penyair Hamid Jabbar, Goenawan Mohammad, Sutardji Calzoum Bachri, Rendra, Hartoyo Andangjaya, Syaiful Irba Tanpaka, dan Isbedy Stiawan ZS.
Setiap satu puisi hanya dibaca satu politisi. Hal ini agar puisi yang sama tidak dibaca ulang oleh pembaca lainnya.
Terpisah, politisi PKS, Akhmadi Sumaryanto siap memenuhi undangan. Dirinya juga telah menyiapkan satu karyanya untuk dibacakan.
“Saya akan baca puisi sensiri, boleh kan?” ujar anggota DPRD Lampung ini.
Akhmadi juga memuji kegiatan ini. Katanya, “Kegiatan ini bagus. Boleh juga dilaksanakan bulanan dengan peserta beraneka.”
Agusri Junaidi, Direktur Lamban Sastra menjelaskan, kegiatan Politisi Baca Puisi: Membaca Kembali Indonesia mendapat respon luar biasa dari kalanngan politisi.
Dia mulanya tak mengira mendapat sambutan baik, ternyata bertolak belakang.
“Kenyataannya para politikus begitu antusias. Ada yang menulis puisi sendiri, lainnya mencari atau meminta puisi karya penyair ternama. Seperti karya-karya Chairil Anwar,” jelas Agusri.
Respon lain yang semula tak terduga, lanjutnya, beberapa politisi ingin berinisiatif untuk meramaikan. “Kami dihubungi apakah masih ada waktu dan tempat untuk meramaikan acara ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekum Lamban Sastra, Syaiful Irba Tanpaka, mengatakan bahwa kegiatan ini baru pertama kali di Lampung. Namun mendapat respon menggembirakan.
“Kalau selama ini kita apriori pada politikus yang tak peduli atau tidak memiliki kepedulian pada seni, nyatanya mereka menunjukkan dekat dengan sastra,” katanya.