Ketum PWI dan Gubernur Jatim Launching HPN 2019
Onlinekoe.com, JAKARTA – Ketua Umun (Ketum) PWI Atal Sembiring Depari dan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo menandatangi kerjasama pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) 2019 di Auditorium TVRI Jakarta, Sabtu (7/10). Penandatanganan disaksikan Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo, dan penanggungjawab HPN Margiono.
Usai penandatanganan, langsung dilakukan launching HPN 2019. Tombol launching dipencet oleh Pakde Karwo, panggilan akrab Gubernur Jatim.
“Ini adalah elang Jawa (Eja) yang hampir punah,” ucap Pakde Karwo usai memencet tombol launching yang kemudian dilayar tampak Eja dengan balpoit di sayap kirinya sebagai maskot HPN 2019.
“Elang pintar ini. Itu ada pulpen,” timpal Pakde Karwo sembari tertawa.
Sebelum launching, ada dialog terkait tema HPN 2019 yakni “Pers Menguatkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital.”
perform Tari Bedoyo Mojo Krono.
Dialog dipandu hots Cyndy Systiarini. Cyndy membuka dialog dengan pertanyaan kepada penanggungjawab HPN Margiono.
“Apa yang menjadi pertimbangan sehingga Jawa Timur dipilih menjadi tuan rumah,” tanya Cyndy.
Dengan gayanya yang kerap kocak, Margiono menyebutkan bahwa pemilihan Jatim sangat unik. Sebelumnya, pemilihan tuan rumah karena untuk mengangkat potensi daerah. Seperti Nusa Tenggara Timur, kita ingin ada investasi, di Padang 2018 kita ingin kembangkan pariwisata.
“Nah, Jatim ini unik, semuanya dia baik. Apalagi dipimpin Pakde Karwo. Karena itu, kita mendorong, mengembangkan, dan menguatkan ekonomi kerakyatan berbasis digital,” papar mantan ketum PWI itu.
“Kalau ditanya apa manfaat bagi Jatim, silahkan langsung ke Pakde Karwo. Sebab, mestinya pemanfaatan digital ini tepatnya harus ke saya wartawan, bukan ke rakyat,” lanjut Margiono sembari tertawan disambut tawa oleh audiens pula.
Cyndy lantas melempar pertanyaan kepada Pakde Karwo. “Bagaimana dengan pak gubernur sendiri terkait tema ini?” ucapnya.
Pakde Karwo mengungkapkan sangat sepakat dengan tema itu. Sebab, dia yakin pertumbuhan ekonomi kerakyatan berbasis digital dapat diterapkan. Misalnya, usaha kecil dan menengah (UKM) dibuat dirumahandapat dipesan langsung oleh pembeli.
“Home industry dapat langsung berhubungan dengan pembeli dengan sistim digital. Ini semakin memudahkan pemasaran produk-produk lokal,” katanya.
Kemudian giliran Menkoinfo Rudiantara memberikan tanggapan. Menurutnya, Jatim memang sangat baik. Pertumbuhan ekonominya di atas rata-rata dan paling stabil setiap tahunnya. Dan memang era digital memudahkan segalanya sekaligus membuka lapangan pekerjaan.
“Dengan teknologi digital, langsung ada interaksi dengan pembeli. Atau kita bisa lihat, sebelumnya ojek hanya sedikit dan hanya menunggu dioangkalan, survei terbaru dari Universitas Indonesia, ojek online justru memudahkan siapa saja, termasuk jumlah pengojek dan ini membuka banyak lapangan pekerjaan. Secara penghasilan juga jauh lebih baik,” ungkapnya.
Sementara, Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo lebih mengungkapkan bahwa sebelum acara ia sempat searching indek pembangunan masyarakat (IPM).
“Dan memang, hanya ada lima daerah yang IPM sangat baik. Salah satunya Jatim,” ujarnya.
Meski demikian, Yosep menyebutkan adanya keresahan masyarakat di era digital karena banyaknya abal-abalan, seperti di Sumatera Utara dan Jawa Timur. Host Cyndy pun mempertegas dengan pertanyaan. “Apa abal-abalan itu pak Yosep?” kejarnya.
“Abal-abalan ini adalah wartawan yang medianya tidak jelas dan hidup dari APBD di daerah-daerah,” jelasnya.
Karena itu, lanjut Yosep, hendaknya era digital dapat semakin membuat wartawan kritis, dan tidak menggantungkan hidup media online pada APBD,” ujarnya.
Pernyataan ini cepat ditanggapi Margiono. Menurutnya, Kuta tidak perlu kritik dalam pengembangan kerakyatan berbasis digital. “Yang diperlukan adalah menghimpun dan mengembangkan informasi yang baik sehingga ekonomi kerakyatan dapat tumbuh dengan baik dengan pemanfaatan digital,” ucapnya disambut aplaus audiens.
Pada cara launching itu, audiens di studio TVRI dihibur oleh penampilan Yuni Shara, Rieka Ruslan, dan Fitri Carlina. Usai launching, para artis jadi ajang swafoto. (niz)