Semarang – Bicara usia Goenarso memang tak muda lagi. Goenarso dilahirkan di Semarang 10 Desember 1960. Setelah 37 tahun mengabdi menjadi guru lulusan Universitas Negeri Semarang (UNNES) tahun 2000 ini mulai mengakrabi dunia seni lukis. Pensiunan guru seni budaya SMP Negeri 9 Semarang ini baru mulai melukis tahun 2020.
Orang boleh bilang life beginning is forty. Tetapi Mas Gun panggilan karib Goenarso justru baru mengawali kiprahnya di dunia lukis ketika usianya enampuluhtahunan lebih. Meskipun begitu Mas Gun sebagai pekarya terhitung sangat produktif. Melukis baru berjalan sekira duatahunan puluhan karya lukis dan ratusan digital art dihasilkannya. Tiada hari-harinya tanpa melukis.
“Sing penting obah, terus bergerak, berpameran,” ujar Mas Gun suatu kali.
Memang dalam berkesenian orang tak mengenal umur. Seniman juga tak mengenal pensiun dalam berkarya. Mas Gun hobinya memang melukis tetapi semasa jadi guru mengaku fokus mengajar. Baru setelah pensiun untuk mengisi hari-harinya memilih berkegiatan yang mendukung hobinya.
Kiprah pelukis low profile ini meski terhitung baru diblantika seni rupa tetapi kehadirannya bersama Kelompok 5 Rupa yang diinisiasinya cukup punya gesah sekaligus mewarnai dunia seni rupa Semarang.
Buktinya, baru setahun hadir Mas Gun bersama Kelompok 5 Rupa sudah menggelar sejumlah pameran di Semarang, Magelang dan Solo. Kemudian menyusul satu persatu punggawanya berpameran tunggal.
Mas Gun bersama Kelompok 5 Rupa tak hanya berhenti pada ajang pameran tetapi senatiasa belajar ngangsu kawruh dengan dengan menyambangi seniman-seniman lainnya tak hanya di Semarang, tetapi juga di Magelang, Yogyakarta dan Solo.
Pergaulannya di medan seni rupa tak diragukan lagi Mas Gun cukup dikenal karena rajin silaturahmi. Semangat Mas Gun dan kawan-kawan inilah yang menginpirasi banyak perupa lainnya terpantik untuk berkarya dan menggelar pameran. Sosok Mas Gun yang low profile menjadi pemantik semangat dan menginspirasi perupa lainnya.
Pameran tunggal bertajuk Satoe ini bisa bisa jadi maknanya sebagai penanda pameran tunggalnya yang pertama. Tetapi Satoe juga bisa bermakna Esa, yang merupakan ungkapan rasa syukurnya kepada Allah SWT.
“Saya merasa sangat bersyukur bisa menikmati karunia Allah SWT. Bisa karena memanfaatkan waktu dan kesempatan di sisa umurku ini dengan berkegiatan seni,” ujar Mas Gun.
Sedangkan pameran tunggalnya kedua Say it With Color, di Apel Watoe Gallery, Magelang, yang hanya berjeda beberapa hari merupakan jejaknya yang berikutnya.
Jejak Metamorfosis Sang Pelukis
Sebelum pameran tunggalnya ini Mas Gun punya rekam jejak berpameran antara lain Pameran Bersama “Satu atu Warna” di Cafe Resonite, Kedungmundu, Semarang, Juli 2020, Pameran BersamaKelompok 5 Rupa “Artpaintour” #1 di Kopi Petualang, Depok, Semarang Agustus 2021, Pameran BersamaKelompok 5 Rupa “Artpaintour” #2, di Creative Hub Kota Lama, Semarang, Oktober 2021, Pameran Bersama Kelompok 5 Rupa “Artpaintour” # 3 di Café Jess, Manyaran, Semarang, November 2021. Pameran Bersama Kelompok 5 Rupa “Artpaintour” #4 di Hotel Atria Magelang Desember 2021 Pameran bersama 5 Rupa.
Pameran Bersama Kelompok 5 Rupa “Journey” #1 di Royal Besaran Gallery dan Resto, Solo, Pameran Bersama Kelompok 5 Rupa “Journey” #2 di Hotel Aruss, Semarang, Maret 2022, Pameran Bersama “Ora Leren” di Creative Hub, Kota Lama Semarang, Mei 2022.
Mas Gun berharap, ke depan terus bisa berkarya, berpameran, menginpirasi dan berbagi dengan banyak orang melalui media lukisannya. Terkini, mas Gun menggelar pameran tunggal perdananya nya bertajuk ”Satoe” di TAN Artspace, Semarang, 10 Desember – 19 Sesember 2022 dan menyusul pameran tunggalnya kedua di Apel Watoe Contemporary Art Gallery, Magelang dari 22 Desember – 22 Januari 2023 juga pameran bersama Kelompok 5 Rupa “Taja5 Rupa” di Bharga Café, Semarang, 30 Desember2022 – 30 Januari 2023. Goenarso bisa dikontak via WA 0812 9845 2342 dan IG Goen Narso.
(Heru Saputro)