Jawa TengahSemarang

Langgam Abstrak Dekoratif Bahasa Rupa Goenarso di Atas Kanvas

Semarang – Pelukis Goenarso yang dikenal sebagai salah satu punggawa Kelompok 5 Rupa Semarang menggelar pameran tunggal perdananya. Pameran tunggal Goenarso yang dibuka pemerhati seni Tan Markaban, Sabtu (10/12/2022) mengusung tajuk, “Satoe” digelar di TAN Artspace, Jalan Papandayan 11, Semarang.

Dalam pamerannya yang akan berlangsung hingga 19 Desember 2022 ini Mas Gun sapaan akrab Goenarso ini menaja 22 lukisan berukuran besar – kecil dengan media Acrilic On Canvas (AOC). Mas Gun mengatakan pameran tunggalnya “Satoe” ini sebagai tonggak (mile stone) perjalanannya di jagad seni rupa. Pameran yang digelar tepat di Hari Ulang Tahunnya yang ke -63 ini juga merupakan ungkapan rasa syukurnya kepada Allah SWT.

“Saya merasa sangat bersyukur bisa menikmati karunia Allah SWT. Di sisa umurku bisa memmanfaatkan kegiatan melukis. Bisa bersilaturahmi dan berbagi kisah dengan banyak orang,” ujar Mas Gun di sela-sela pameran.

Disigi dari karya-karyanya Mas Gun meski mengugemi langgam abstrak dan dekoratif ini mengusung peristiwa keseharian dari persoalan kehidupannya hingga persoalan politik.

Karya-karya mas Gun menarik karena meskipun becorak abstrak dan dekoratif namun menawarkan narasi-narasi disebaliknya. Bahasa visual yang ditorehkan Mas Gun ke atas kanvas menjadi sebuah ungkapan personal yang didedahkannya dalam sebentuk karya rupa lukisan yang tak sekadar indah tetapi penuh makna.

Tan Markaban mengungkap Karya-karya Goenarso merupakan lukisan yang intuitif art. Lukisan ini sangat personal. Goenarso melukis tanpa melihat atau mencontoh gambar yang ada.

“Lukisannya bukan hasil mencontoh atau mereferensi sebuah gambar. Tetapi merupakan hasil perenungan spontanitasnya. Jadi hasil lukisannya sulit diikuti atau ditiru orang lain, karena sangat personal , ” ujar Tan Markaban yang mengikuti perjalanan Mas Gun melukis sejak awal.

Goenarso meskipun terhitung baru terjun ke dunia seni rupa berdasar pengamatan Tan Markaban konsistensi dan produktivitasnya tak diragukan.

Buktinya, sebelum pameran tunggal ini Goenarso sudah menaja beberapa pameran bersama Kelompok 5 Rupa dan perupa lainnya, tak hanya di Semarang tetapi di Magelang dan Solo.

Sementara pengamat seni Aryo Sunaryo yang juga pernah menjadi dosen di Jurusan Seni Rupa Universiats Negeri Semarang mengungkap sejak mahasiswa Goenarso memang beda dari lainnya.

“Sewaktu menyelesaikan studinya, Goenarso membuat tugas akhir (TA) seni lukis mengangka ornamen Batak dalam karyanya. Ornamen Batak semisal gorga ulu paung, gorga gajah dombak, gorga ipon-ipon, dan yang lainnya, digubahnya menjadi lukisan yang menarik, dengan sentuhan tekstur menawan,” ujar Aryo Sunaryo dalam sebuah obrolan di ruang pameran.

Menurut Aryo goresan yang tegas dengan pewarnaan yang matang serta eksplorasi tekstur menjadi kegemarannya. Belakangan, dengan adanya media digital dia gemar bereksplorasi corat-coret mencipta semacam “desain” lukisan.

Semangatnya bereksplorasi secara digital perlu dicontoh dalam merespon teknologi dan memanfaatkannya dalam berekspresi, di sela-sela kesibukannya sebagai pelaku wisata dan mengisi hari-hari di masa pensiunnya.

“Rupanya dari pengalamanannya bereksplorasi inilah kemudian dipraktikkan dalam melukis di atas kanvas. Meskipun ada lukisannya yang beranjak dari bentuk nyata dan masih dikenali subyeknya. Kini karya-karyanya lebih banyak didominasi lukisan abstrak. Karena itu warna, raut, garis, maupun tekstur dengan berbagai komposisinya menjadi media berekspresi yang efektif. Karya lukis semi abstrak yang bernas dan indah,” pungkas Aryo Sunaryo. (Heru Saputro)

One thought on “Langgam Abstrak Dekoratif Bahasa Rupa Goenarso di Atas Kanvas

  • Gunarso.

    Terima kasih sdh memberikan ulasan dan apresiasi kpd pameran saya. Semoga apa yang saya lakukan dapat memberikan manfaat atau apirit kepada perupa lainnya setelah lama tak berpameran karena pandemi

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *