Mahasiswa ITS Kombinasikan Jamur untuk Urai Limbah Medis
Onlinekoe.com, Surabaya (27/6/2019) – Tiada henti berinovasi, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menawarkan solusi baru untuk pengolahan limbah medis padat dari rumah sakit. Alih-alih menggunakan pemanasan suhu tinggi untuk mengurai limbah, tiga mahasiswa Departemen Kimia ITS ini justru menggunakan metode biodegradasi dengan jamur sebagai pengurainya.
Ketua tim, Anne Dwi Tsamarah, mengungkapkan bahwa ide penelitian tersebut datang dari permasalahan limbah medis padat di Indonesia yang pengolahannya belum optimal. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah limbah medis padat seiring dengan bertambahnya jumlah rumah sakit di Indonesia.
Ia juga memaparkan fakta bahwa Indonesia memiliki instrumen pengolahan limbah medis yang minim. “Hanya ada enam di Pulau Jawa dan Kalimantan berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),” sambung mahasiswi angkatan 2015 ini. Tak pelak, hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan limbah medis padat tersebut.
Menyadari bahaya penumpukan limbah medis tersebut bagi kesehatan dan lingkungan, Anne bersama dua rekannya yakni Lely Dwi Astuti dan Ulfa Miki Fitriana yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini mengusulkan metode baru. Yakni metode biodegradasi dengan menggunakan kombinasi jamur Aspergillus oryzae (A. oryzae) dan Trichoderma viride (T. viride). “Dua jamur ini berperan sebagai agen pendegradasi limbah medis padat berupa wadah infus yang merupakan limbah terbesar rumah sakit,” papar Anne.
Anne mengaku, penelitian yang dimulai sejak April 2019 lalu ini menuai hasil positif. Ia menjelaskan bahwa jamur dengan kombinasi T. viride tersebut mampu mendegradasi limbah medis padat lebih baik dibandingkan dengan penggunaan jamur A. oryzae saja. Kedua jamur tersebut memiliki enzim yang mampu memutuskan ikatan pada limbah medis padat menjadi produk yang lebih sederhana. “Sehingga massa limbah medis padat yang terdegradasi menggunakan kombinasi kedua jamur tersebut lebih besar daripada degradasi menggunakan satu jenis jamur saja,” terangnya lebih lanjut.
Sementara itu, di bawah bimbingan dosen Departeman Kimia ITS, Adi Setyo Purnomo SSi MSc PhD, Anne dan timnya optimistis telah melakukan yang terbaik dan berharap PKM Penelitian Eksakta (PE) besutannya tersebut mampu mengantarkan mereka menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2019 mendatang. (Christian Saputro)