Ragam

“Makan Bajamba” Meriahkan Syukuran Setengah Abad KBSB

Onlinekoe.com – Organisasi kedaerahan Keluarga Besar Sumatera Barat (KBSB) Provinsi Lampung genap berusia setengah abad. Untuk memperingati ulang tahun emas tersebut, segenap pengurus KBSB Provinsi, kabupaten/kota, organisasi otonom, jurai-jurai dan para pendiri menggelar syukuran di RM Begadang Resto, Telukbetung, Sabtu (24/11) malam.

Acara yang dikemas bernuansa adat Minang dengan baselo (bersila) tersebut, diawali membaca Al Quran oleh Syabrimen, Ph.D dan makan bajamba. Yakni makan bersama secara adat Minang dengan duduk bersila dan makanan dihidangkan dengan piring-piring berada di depan yang makan. Makan bajamba biasa dilakukan di Sumatera Barat pada upacara-upacara adat dan di sebagian daerah piring makan berupa piring besar dan tamu bisa makan sepiring sebanyak tiga hingga lima orang.

Sebelum acara makan bajamba dimulai, tiga pemangku adat menyampaikan pidato adat (pepatah-petitih) dalam bahasa Minang secara besahut-sahutan antara tuan rumah dengan tamu yang biasa disebut acara pasambahan. Pasambahan berlangsung hampir 15 menit. Acara ini sengaja diperpendek mengingat agar acara formal setelah makan bajamba tidak terlalu larut malam. Padahal biasanya di upacara-upacara adat Minang, pasambahan bisa berlangsung dua jam ke atas.

Dalam laporannya Ketua Panitia HUT 50 Tahun Emas KBSB Dr. Khaidarmansyah menyatakan, syukuran dan makan bajamba ini digelar bertepatan dengan hari dan tanggal kelahiran KBSB Provinsi Lampung yakni 24 Novmber 1968.

“Dalam syukuran ini, kita adakan makan bajamba sebagai upaya melestarikan salah satu tradisi adat Minang di rantau,” ujar Khaidar yang sehari-hari menjabat Ketua Bappeda Kota Bandarlampung ini.

Terkait rangkaian kegiatan memeriahkan 50 tahun KBSB, dijelaskan Khaidar, sudah dimulai sejak acara lounching tanggal 15 September 2018 silam yang di awali dari masing-masing KBSB kabupaten/kota.

Di antaranya, lomba azan dan lomba pidato bahasa Minang, lomba lagu-lagu Minang bagi anak-anak dan memasak kuliner Minang bagi kaum wanita dan lomba main domino bagi bapak-bapak. Puncaknya berupa seminar tentang refleksi 50 tahun KBSB dan quo vadis organisasi kedaerahan serta malam puncak pada akhir Desember mendatang.

Sementara Ketua Umum KBSB Prof Dr Faisal dalam sambutannya menyatakan, selama ini mungkin secara ekonomi keberadaan KBSB belum banyak berperan. “Tapi secara sosial saya yakin KBSB telah memberikan sumbangsih besar bagi masyarakat Lampung asal Sumatera Barat,” tuturnya.

Oleh karena itu, pihaknya mempersilakan para perantau Minang berkreasi membentuk perkumpulan atau organisasi baru, tapi jangan sampai mengecilkan arti KBSB di Sai Bumi Ruwa Jurai ini. Sebab, aku Faisal yang juga Wakil Rektor UIN Raden Intan itu, para pendiri KBSB berpesan agar organisasi ini terus dibesarkan sehingga bisa berkiprah lebih besar lagi bagi warga Lampung asal Sumatera Barat. “Mari kita sama-sama mendukung kebesaran KBSB,” ajak Faisal.

Sejumlah tokoh Minang di Lampung pendiri KBSB yang hadir juga didaulat untuk menyampaikan sepatah kata mengenai ide pendirian KBSB dan perjalanannya selama ini. Di antaranya H. Nursal Djinis, H. Dasril St Bagindo dan H. Nazaruddin Indrawan.

Nursal menyatakan, ide pembentukan KBSB berasal dari sejumlah tokoh Lampung yang berasal dari Minang sebagai upaya memberi wadah bagi jurai-jurai (organisasi kedaerahan berbasis kabupaten/kota di Sumbar yang ada di Bandarlampung). “Apalagi saat ini sering muncul perselisihan di antara warga dari jurai-jurai yang berbeda,” ungkap Nursal.

Ungkapan senada juga disampaikan H. Dasril St Bagindo yang mengatakan, dalam perkembangannya telah banyak yang diperbuat warga KBSB untuk membangun Lampung. Bahkan KBSB telah mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan pemerintah daerah dan organisasi masyarakat etnis lainnya di Lampung. Untuk itu pemilik RM Begadang Grup ini minta generasi penerus KBSB untuk bergandeng tangan warga lainnya meneruskan pembangunan Provinsi Lampung ke depan.

Sementara Nazaruddin Indrawan menyatakan, KBSB termasuk organisasi etnis tertua yang berdiri dan mampu bertahan hingga kini. “Saat kita membentuk KBSB baru organisasi orang Sumsel yakni Batanghari Sembilan dan Mandalawangi yakni organisasi orang Banten yang baru ada di Lampung.

Jadi syukur Alhamdulillah KBSB bisa bertahan hingga kini. Mari terus kita kembangkan agar memberi manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Lampung secara keseluruhan,” pintanya yang duduk di samping pendiri KBSB lainnya yakni Tony Syarifuddin dan Azis Yusuf.

Acara syukuran diakhiri dengen mendengarkan taushiah yang disampaikan dosen UIN Raden Intan Lampung Dr Septia Wadi yang memaparkan soal perkembangan terkini bangsa dan negara Indonesia serta bagaimana umat Islam menyikapinya. Menurut dia, jika umat tidak peduli ketika agama Islam dan simbol-simbol Islam dilecehkan orang maka perlu dilakukan introspeksi terhadap rasa keberagamaannya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *