Masih Berkibar, Bendera Merah Putih Berkondisi Robek di Puskesmas
Onlinekoe.com | Pasaman – Bendera Merah Putih adalah bendera resmi negara Republik Indonesia (RI). Bendera ini pertama kali dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 lalu.
Terciptanya Sang Saka Merah Putih dilatarbelakangi oleh kemerdekaan yang diraih dari Jepang pada saat itu masih berkuasa di Indonesia, tepatnya pada 7 September 1944.
Warna bendera Merah Putih ternyata memiliki makna tersendiri. Merah Putih menggunakan dua warna tersebut sebagai simbol yang kemudian menjadi jati diri bangsa Indonesia.
Warna merah berarti berani dan putih berarti suci. Adapun yang berhak mengibarkan bendera tersebut adalah warga negara, di rumah, gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi umum, dan transportasi pribadi di seluruh wilayah Indonesia dan kantor perwakilan RI di luar negeri.
Namun di masa sekarang kok ada yang kurang memperhatikan keberadaan Merah Putih sehingga diduga terkesan tidak peduli bahkan membiarkan Merah Putih Sudah Lusuh, Lapuk dan Robek berkibar.
Seperti Merah Putih yang terpasang diĀ Puskesmas Simpang Tonang tetap berkibar walau sudah robek, apa seorang kepala Puskesmas sudah tidak memiliki rasa kecintaan kepada Merah Putih.
Walau terkesan tidak sanggup membeli Merah Putih yang baru, atau memang Merah Putih sudah luput dari perhatian. Adapun suatu bukti pembiaran Jati Diri Bangsa yang seharusnya tetap dipelihara, dijaga serta dapat perhatian khusus.
Entah mengapa alasan pihak kepala Puskesmas membiarkan Merah Putih yang robek tetap berkibar.
Saat dihubungi pihak Kapus melalui telpon tidak diangkat dan melalui WatsApp pihak Kapus beralasan baru semalam robeknya.
“Baru semalam robeknya, dicari di pasar tidak ada, kebetulan sekarang saya di lubuk akan membelinya nanti pak,” katanya.
Salah seorang tokoh pemerhati Bangsa, Ref panggilan akrabnya menjelaskan, terkait Merah Putih yang robek dan lusuh yang dibiarkan masih berkibar di Halaman Puskesmas Simpang Tonang.
Ini menandakan kurangnya perhatian dari pihak Kapus terhadap jati diri bangsa, yang seharusnya diperhatikan, dirawat dan dijaga.
“Ini bukan soal beli membeli, tapi ini soal tanggung jawab seorang pimpinan, bahkan dahulu perjuangan untuk dapatĀ mengibarkan Merah Putih ini terlalu banyak pengorbanan harta benda dan nyawa,” tegasnya.
(Tim)