Medan, Antara Genangan Air dan Macet
Onlinekoe.com, Medan – Bukankah Medan salah satu kota besar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya ?
Medan merupakan kota perdagangan dan industri.Tak heran, perkembangan kota Medan sekitarnya kini semakin pesat.Pembangunan gedung, mal maupun pertokoan cukup marak.Sebagai kota bisnis suatu hal wajar.
Bahkan, kota besar tentu memiliki tata ruang yang mapan.Setiap pembangunan di dalam kota, apakah mal, perumahan maupun pertokoan, pemerintah kota (Pemko) harus memperhitungkan dampak dari bangunan itu.
Jika berdampak buruk misalnya terhadap lingkungan maupun dapat mengganggu arus lalulintas sebaiknya pemko tidak menerbitkan izin mendirikan bangunan ( IMB) di lokasi yang dipandang dapat menghambat arus lalulintas.Sehingga suasana kota tetap menjadi nyaman.
Pengamatan Sumaterapost.co di lapangan tercatat dua hal yang sering dikeluhkan warga kota Medan dan sekitarnya. Yaitu antara genangan air hujan di sejumlah sudut kota bila diguyur hujan dan kemacetan arus lalulintas.
Harus diakui, Pemko Medan telah berupaya memperbaiki saluran pembuangan beberapa waktu lalu untuk mengantisipasi genangan air hujan dan banjir di dalam kota Medan. Namun, sayangnya belum tertangani 100 persen.
Lihat saja jika turun hujan lebat maka resikonya tergenang.Meski satu atau dua jam kemudian air hujan baru kering kembali.Penyebabnya, saluran pembuangan tidak berfungsi secara maksimal.Apalagi sampah plastik menyumbat saluran tersebut.
Seorang warga Medan Petisah, Ucok (35) kepada Sumaterapost.co menuturkan masalah genangan air di sejumlah ruas jalan mau beberapa lokasi di kota Medan bukan hal baru. Tapi sebuah cerita klasik yang harus ditanggulangi secara tuntas.
Seperti di depan Millenium Plaza,Jalan Kapten Muslim, depan Pasar Petisah dan lainnya.Kalau hujan turun pasti tergenang sampai 30 cm.Itu belum lagi dengan kemacetan arus lalulintas yang menjenuhkan.
“Bahkan bila di lokasi yang agak dalam, genangan air mencapai 50 centimeter. Saluran air tidak berfungsi maksimal sehingga air bertumpuk di situ saja dan lama baru kering setelah hujan berhenti,” tutur abang becak ini, Minggu 29/9/2019.
Hal senada diungkapkan warga Medan, Ridwan (45) problema genangan air hujan dalam kota terkesan sulit dituntaskan. Padahal kota Medan sedang menuju kota metropolitan.Justeru itu Pemko Medan harus lebih serius membenahi infrastrukturnya.
“Tidak layak, jika sebuah kota besar seperti Medan bagaikan ada kolam-kolam bila diguyur hujan.Kondisi tersebut memberi kesan kurang nyaman bagi Kota Medan yang berpenduduk 2.229.408 jiwa itu. Kita percaya Pemko Medan dapat menuntaskan masalah genangan air di dalam kota,” pintanya.(bachtiar adamy)