Menggerakkan Kesenian Lewat Program GSMS
Oleh: Salvatore Yen Joenaidy *)
Penerapan Unjian Nasional yang hanya menitikberatkan pada segelintir mata pelajaran dan sebagai persayaratan mutlak untuk penilaian membuat terjadi ketimpangan dari jenis-jenis ilamu. Dikotomi ini kental sekali ada pelajaran yang dianggap “penting” dan “tidak penting”. Melahirkan pandangan pada orang tua adanya pelajaran eksklusif yang harus diperdalam dengan berbagai jalan dan ada pelajaran yang hanya dipandang sebelah mata.
Pelajaran yang dianggap penting dan eksklusif tadi, seperti; mathematika, bahasa Ingris, yang salah satunya persyaratan mutlak dan nilainya harus memenuhi standar untuk mencapai dan menentukan kelulusan. Sebaliknya untuk pelaran kesenian dianggap tidak penting, karena bukan menjadi persyaratan pada nilai kelulusan, sehingga materi kesenian diabaikan pada kebanyakan sekolah di jaman now ini.
Bahkan mirisnya pada umumnya sekolah-sekolah tidak ada mata pelajaran melukis dalam kegiatan belajar mengajarnya. Kalu ada sebulannya ada satu jam pertemuan yang dialokasikan.
Jadi tidaklah heran , kalau begitu miskin pengetahuan dan apresiasi siswa terhadap seni lukis. Padahal dalam seni lukis terserbut tercakup banyak hal latihan yang bermanfaat , seperti; ketelitian, penerapan ketetapan bentuk, warna (feeling), kesabaran dan banyak lagi. Bhakn di Negara-negara maju menerapkan seni lukis sebagai salah satu bagian dari terapi medis untuk pengobatan para difabel, karena akan merangsang motorik otak.
Dengan adanya program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) yang inisiasi Kemendibud sejak tahun 2016 ini merupakan sebuah terobosan yang spektakuler dalam menghidupkan nafas berkesenian di sekolah-sekolah, dimana materi kesenian yang kering karena diabaikan.
Sebagai seniman, utamanya sebagai pelukis, saya berharap langkah positif Kemendikbud dalam menggiatkan kesenian di sekoalh melalui program GSMS ini harus terus digulirkan, didukung dan dtingkatkan baik kuantiras maupun kualitasnya. Bangsa yang besar bias diukur dari sejauh mana kemajuan kebudayaannya, sebagai manusia yang beradab. Program GSMS ini juga sejalan dengan program pemajuan kebudayan. Salam budaya.
*)Penulis, Ketua KOmite SEni RUpa DKL, dan Seniman Lukis yang berbagi lewat Program GSMS.