DPRD Lampung

Mirza Djausal Ajak Stakeholder Sikapi El-Nino

BANDAR LAMPUNG – Ketua DPD Partai Gerindra Lampung Rahmat Mirzani Djausal meminta kepada seluruh kader memantau dan melaporkan dampak kemarau di wilayah masing-masing. Kemudian berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk mencarikan solusinya.

“Kepada seluruh kader Partai Gerindra yang duduk di Dewan, agar segera berkoordinasi dengan eksekutif untuk mencarikan solusi dengan memberikan bantuan darurat. Jangan sampai ada yang sulit mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari,,” kata Mirza, sapaan akrabnya di Bandar Lampung, Senin (28/8/2023).

Terkhusus bidang pertanian yang menjadi andalan Lampung, Mirza menekankan agar memantau dampaknya terhadap budidaya tanaman pangan, terutama padi di lahan non irigasi teknis. “Padi di lahan tadah hujan ini amat rentan Fuso. Oleh karena rbitu, mohon dicatat agar dilaporkan ke dinas terkait untuk diusulkan dapat bantuan,” kata Mirza yang juga Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Lampung itu.

Mengutip prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan kemarau sebagai dampak badai El Nino tahun ini lebih panjang dan parah. Untuk itu, Gerindra akan berkoordinasi dengan pihak pemangku terkait agar sedini mungkin mengatasinya. Apalagi badai ini diprediksi hingga September, saat petani mulai memasuki musim tanam rendeng.

Selain mencari solusi dampaknya, yang perlu diperhatikan, kata Mirza, adalah pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). “Kebakaran hutan dan lahan harus kita cegah bersama baik yang disengaja maupun tidak,” kata Mirza.

Mirza yang pernah memimpin Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Provinsi Lampung itu juga meminta agar, ketahanan pangan Lampung tidak terpengaruh kemarau. Terutama stok pangan agar tidak membuat harga melonjak. “Kami minta Bulog Lampung dapat menjamin stok beras cukup untuk tiga bulan ke depan, Demikian juga stok sembako lainnya,’ kata dia.

Dengan antisipasi sejak dini, pihaknya berharap kemarau tidak membuat target produksi pangan andalan Lampung seperti padi, jagung, dan singkong tak berdampak banyak. “Kuncinya koordinasi yang baik di semua lini terkait dari kabupaten hingga provinsi,” ujar Mirza. (Kn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *