NASIONAL

MOU KOPITU & BRIN Sebagai Solusi Permasalahan UKM

Jakarta (29/06/2022) – Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu (KOPITU) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menandatangani MoU dalam rangka mewujudkan kerja sama riset, inovasi dan hilirisasi baik bidang hayati dan lingkungan maupun bidang pertanian ( teknologi pasca panen ) dan pangan termasuk pengolahan sampah dengan teknologi RDF.

Ketua Umum KOPITU, Yoyok Pitoyo didampingi para wakil ketua umum pengurus DPP Pusat dan perwakilan DPW dan DPD KOPITU hadir di kantor BRIN dalam rangka menandatangani MOU guna mensukseskan sinergi antara KOPITU dan BRIN.

Hendrian selaku Plt.Deputi Pemanfaatan Riset & Inovasi BRIN di dampingi Dadan Nugroho selaku Direktur Pemanfaatan Riset & Inovasi Kementrian / Lembaga Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil & Menengah BRIN beserta jajaran menyambut hangat kedatangan KOPITU.

Kerjasama ini berfokus pada 5 poin seperti, 1.Research & Development produk Food and Beverage UMKM 2. Teknologi RDF pengolahan sampah 3.Teknologi Kemasan UKM 4.Teknologi pasca panen supaya bertahan lama
5.Teknologi radiasi sinar gama

Salah satu poin terkait teknologi kemasan. BRIN mengembangkan produk kemasan yang dapat menyimpan makanan tanpa bahan pengawet dan tidak menghilangkan rasa asli dari makanan tersebut. Tentunya inovasi tersebut dapat membuat inovasi dan kualitas produk ukm kususnya di bidang F&B untuk bisa mempertahankan kualitas dan rasanya. Sehingga inovasi kemasan tersebut banyak membantu UMKM dalam bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

“Ini merupakan tonggak sejarah baru, KOPITU sebagai organisasi UMKM pertama yang bisa bekerjasama dengan BRIN. Kerjasama ini merupakan bentuk komitmen KOPITU dalam menjalankan visi misi memajukan UMKM naik kelas & go global dengan harapan UMKM Indonesia kususnya anggota KOPITU dapat berinovasi dan bersaing dengan lebih luas & diharapkan MOU ini bukan sebatas seremonial dan bisa cepat diemplematifkan sebagai contoh Kopitu mendorong olahan singkong eksport ke Jepang produk singkong Indonesia sudah melalui test laboratorium Surveyor Indonesia dengan zero sianida tetapi begitu sampai di Jepang dan diperiksa laboratorium Jepang ternyata masih ada kandungan sianida makanya perlunya dukungan aspek penelitian dari BRIN untuk teknologi inovatif dalam mengatasi asam sianida ” ucap Yoyok Pitoyo.

Dengan adanya kerjasama ini dan dengan mulai membaiknya kondisi ekonomi serta ekspor , tentunya umkm bisa bersinergi dalam berinovasi dan menciptakan ide-ide untuk meningkatkan taraf kualitas dan produksi umkm. Serta lebih terbukanya pasar yang lebih luas.

“Kami sangat mendukung langkah yang dilakukan KOPITU dan kami siap menindak lanjuti melalui PKS di poin poin yang sudah dikerjasamakan)” ujar Hendrian.

MOU ini merupakan langkah awal dan akan ditindaklanjuti dalam bentuk perjanjian kerjasama sebagai bentuk komitmen antara KOPITU dan BRIN serta melakukan eksekusi program-program yang direncanakan dan per semester akan selalu diadakan MONEV .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *