Jawa TengahMEDIA CREATIVESemarang

“My Journey” Airlangga Satriyatama Digelar Galeri Gandasuli Merby Centre

Semarang – Klub Merby menaja pameran tunggal Airlangga Satriyatama W yang keseharian pelukis ini akrab disapa Angga.

Pameran bertajuk “My Journey” ini digelar di Galeri Gandasuli, Gedung Merby Centre, Jalan MT Haryono 653, Semarang, yang dibuka Direktur Klub Merby drg, Grace W Susanto, Sabtu (04/04/2024).

Pameran “My Journey” yang menaja 23 karya lukisan Airlangga Satriyatama W berukuran besar dan kecil ini sendiri berlangsung selama sebulan penuh dari 1- 31 Mei 2024 mendatang.

Menariknya art exhibition “My Journey” yang diinisiasi Klub Merby ni merupakan pameran ekslusif memajang lukisan karya Airlangga penyandang disleksia. Namun Angga begitu sapaan karibnya punya bakat besar dalam melukis dan ini dibuktikan dengan puluhan karyanya yang khas dan berkarakter.

Founder Klub Merby Grace Widjaya saat membuka pameran mengatakan sangat mengapresiasi dan merasa bangga bisa menghadirkan pameran tunggal Angga di Galeri Gandasuli , Klub Merby, Semarang.

“Pameran ini bertujuan untuk menampilkan semangat sebuah perjalanan belajar Angga yang memiliki keistimewaan khusus dalam menggeluti karya seni rupa untuk menemukan jati dirinya,” imbuh Grace Widjaya.

Lebih lanjut, Grace Widjaya, mengatakan, sangat senang Angga bisa berpameran tunggal di Merby dengan karya-karya lukisannya yang ciamik. Semua ini karena buah ketekunan Angga dalam mengikuti proses belajar melukis dari saat Taman Kanak-Kanak hingga masa SMA. Angga dengan tekun belajar melukis di Merby dengan bimbingan bu Krisna Pryastika dan Bu Erma dari sewaktu masih TK hingga berhenti saat pandemi Covid 19.

“Saya berharap kelak Angga bisa menjadi pelukis yang professional, mempunyai karyanya punya karakter dan bisa berprestasi tak hanya di Semarang tetapi di kancah Internasonal. Mudah-mudahan dunia lukis yang digeluti Angga bisa membuatnya mandiri,” tandas Grace.

Airlangga Satriyatama W merupakan putra kedua dari pasangan Prakoso Juli Wahyono, SE dan Sri Purwanti, SE, MM ini mengaku, melukis menjadi passion-nya. Pasalnya, dengan melukis lelaki kelahiran Semarang 27 Januari 2003 ini bisa berkisah dan mengekspresikan dirinya.

Lebih lanjut, Angga yang didampingi Ibunda Sri Purwanti, membeberkan “My Journey: pameran tunggal pertamanya ini merupakan catatan perjalanan proses kreatifnya di jagad seni rupa.

Sebelumnya,Angga sudah beberapa kali ikut pameran bersama Yaitu. Festival Maerokoco (2017), Be Happy ith Merby (Water Blaster (2017) dan Pameran “Meuju Tak Terbatas” : Taman Indonesia Kaya.

Sedangkan prestasi yang digenggamnya dalam dunia seni rupa yaitu; -3nd Totebag Competition Semesta Day (2010), 2nd Place Poster Competition SMA Sultan Agung (2017) dan 2nd Plece Caricatur (2018).

“Pada awalnya saya suka clay, tetapi karena rapuh, gampang pecah dan tidak punya ruang khusus untuk menyimpan lebih memilih menekuni dunia seni lukis,” ujar Angga mengisahkan proses kreatifnya.

Menurut Sri Purwanti Angga dengan tekun belajar melukis apalagi kakaknya juga suka melukis. Kakaknya yang sama-sama les melukis di Merby meskipun tidak kuliah di Seni Rupa murni tetapi Arsitektur membimbing Angga.

Dita Sang kakak yang kini menjadi Dosen dan Ketua Program Studi desain Interior di Presiden University memperkenalkan Angga warna-warna.

“Maka sejak awal pilihan warna untuk lukisan Angga punya karakter tersendiri. Angga tumbuh bersama dengan lingkungan yang baik di Merby dan juga dukungan kakaknya yang juga hobi melukis,” terang Ibunda Angga.

Sri Purwanti berharap Angga akan menjadi pelukis yang berkarya sesuai dengan nuraninya. Kedepan Angga bisa menjadi pribadi yang manir dan memiliki karakter yang baik

Puluhan karya lukisan sudah dibuatnya. Banyak karyanya dikoleksi orang sedangkan genre karya lukisan Angga adalah bercorak naif, polos, lugu dan kekanak-kanakan.

“Saya ingin karya lukisan saya beda dengan pelukis lainnya. Saya malas nonton pameran karena karya-karyanya hmapir sama, Maka saya berimajinasi kemudian menciptakan figur-figur imajinatif dalam karya saya, Saya tak ingin orang mendikte saya ketika berkarya. Kalau ingin melukis melukislah sesukamu. Ikuti apa yang kita inginkan, jangan dengar komentar orang lain,“ ujar Angga membagi konsepnya.

Angga yang kini kuliah di Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini lewat karya lukisnya ingin berbagi.

Lukisan-lukisan Angga menyimpan narasi besar dari masalah keseharian dirinya, kritik, lingkungan hingga peristiwa sejarah. Salah sebuah karyanya yang cukup menarik dan epik yaitu Penangkapan Pangeran Diponegoro. (Heru Saputro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *