Tanjungpinang — Dalam momen yang sarat makna historis dan penuh nuansa kebersamaan khas Maluku, Ikatan Keluarga Maluku (IKMAL) Kota Tanjungpinang sukses melangsungkan Musyawarah Besar (Mubes) untuk menetapkan nahkoda baru organisasi etnis ini bagi periode 2025–2030. Acara tersebut diselenggarakan dengan khidmat dan penuh kehangatan pada Kamis, 29 Mei 2025, berlokasi di ruang terbuka Pinang Park Km. 7, Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.
Momentum lima tahunan ini tidak hanya menjadi forum pengambilan keputusan struktural, tetapi juga menjadi simbol regenerasi dan konsolidasi semangat hidop orang Basudara di tengah realitas multikultural Kota Tanjungpinang. Dalam suasana musyawarah yang berlangsung demokratis dan harmonis, seluruh peserta Mubes dengan suara bulat dan aklamasi menetapkan Roy Sokabla, S.E. sebagai Ketua IKMAL Kota Tanjungpinang menggantikan Bung Rajab Eli, S.Sos., pemimpin kharismatik yang telah memegang estafet selama tiga periode berturut-turut sejak tahun 2010.
Dalam pidato perpisahannya yang menyentuh dan mengandung nilai-nilai luhur persatuan, Bung Rajab Eli mengajak seluruh keluarga besar IKMAL untuk menjaga semangat kekompakan dan toleransi lintas iman sebagai dasar kebersamaan, terlepas dari perbedaan keyakinan antara Islam dan Kristen. Ia menekankan bahwa fondasi utama IKMAL adalah cinta kasih sebagai Basudara, bukan keseragaman agama.
> “Beta tinggalkan jabatan, tapi bukan tinggalkan perjuangan. Generasi muda sekarang harus pegang obor ini dengan semangat panas. Jangan pernah biarkan IKMAL tercerai-berai hanya karena beda tempat ibadah. Kita ini Maluku—satu jiwa, satu rasa. Kristen dan Islam itu bukan batas, tapi saudara seiman dalam cinta tanah kelahiran,” ucapnya penuh haru, disambut tepuk tangan panjang dari hadirin yang hadir.
Sementara itu, Bung Roy Sokabla, dalam pidato pertamanya sebagai ketua terpilih, menyampaikan rasa hormat atas legacy pendahulunya dan menyatakan kesiapan untuk memimpin IKMAL ke arah yang lebih modern dan inklusif. Ia mengusung visi pemberdayaan komunitas Maluku di perantauan melalui bidang sosial, budaya, pendidikan, serta ekonomi kreatif, sembari tetap berpijak kuat pada nilai adat seperti pela gandong, tifa, dan filosofi potong di kuku rasa di daging.
> “Ini bukan soal kursi, tapi soal rumah bersama. IKMAL harus jadi tempat pulang bagi semua orang Maluku di Tanjungpinang, dari Ambon sampai Aru, dari Muslim sampai Nasrani. Saya hanya pelayan, dan bersama-sama kita akan rawat rumah ini agar tetap hidup, kokoh, dan terus menebar manfaat,” kata Roy dengan penuh semangat di hadapan peserta Mubes.
Pergantian kepemimpinan ini tidak hanya mencerminkan dinamika organisasi yang sehat, tapi juga menjadi bagian dari penguatan identitas orang Maluku di Kota Tanjungpinang—sebuah kota yang selama ini dikenal sebagai miniatur keberagaman Indonesia. IKMAL diharapkan terus menjadi contoh harmoni antarumat dan antaretnis di wilayah Kepulauan Riau.
Lebih dari itu, Ketua IKMAL yang baru menyatakan komitmen kuat bahwa organisasi ini akan mendukung penuh arah pembangunan Kota Tanjungpinang yang dipimpin oleh sosok progresif dan inklusif, H. Lis Darmansyah, S.H, sebagai Wali Kota Tanjungpinang ke depan. Dukungan ini dilandaskan atas semangat kolaborasi dan visi bersama untuk menciptakan masyarakat kota yang berbudaya, berdaya, dan bersatu.
Sebagai catatan penting, IKMAL Kota Tanjungpinang telah berdiri sejak tahun 1976, menjadikannya salah satu organisasi etnis tertua yang konsisten menjaga nilai-nilai kekeluargaan di tengah perubahan zaman. Kini, di bawah kepemimpinan Roy Sokabla, harapan besar digantungkan untuk menjadikan IKMAL sebagai kekuatan sosial-budaya yang dinamis, transformatif, dan berakar dalam pada warisan leluhur.
(Anwar)