Ragam

Padi Varietas IF8, Hasilkan Rata – Rata 6,5 Ton/hektar Gabah Kering Panen

Onlinekoe.com, Aceh Utara – Salah satu faktor penting untuk meningkatkan hasil produksi pertanian adalah dengan menggunakan benih ungggul. Karena itu, petani dihimbau agar tidak menggunakan benih asalan. Benih padi ravietas IF 8 merupakan benih unggul keluaran dari kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara yang kini sudah mulai banyak ditanam petani di kawasan pedalaman Kabupaten Aceh Utara.

Penangkar padi di Gampong Blang Paku Kecamatan Paya Bakong, Munawir kepada media ini, Rabu (03/07/2019) mengatakan sebagian kecil petani mengembangkan bibit varietas unggul IF 8 yang produktivitasnya tinggi.

“Hal ini sangat berpengaruh pada tingkat produksi padinya. Kalau benih yang digunakan benih IF 8, hasilnya juga maksimal,” katanya.

Ia menilai, benih IF 8, selain produktivitasnya tinggi, juga memiliki ketahanan terhadap serangan hama, tidak mudan rebah dan isinya bernas. Hal ini tentunya tidak akan merugikan petani karena hasil panennya tidak sesuai yang diharapkan. Padahal biaya perawatan yang dikeluarkan sedikit dibandingkan benih unggul yang lainnya.

“Sehingga hasil panennya melimpah dan menggembirakan. Panen perdana benih varietas unggul IF 8 yang dilakukan pada tanggal 03 Juli 2019 bisa menghasilkan produktivitasnya 800 kg/tiga rante gabah kering panen (GKP),”katanya.

Secara terpisah, Geusyik gampong Blang Paku, Muhammad Yusuf kepada media ini, Rabu (3/7/2019) mengatakan saat ini petani di gampong Blang Paku dan sekitarnya, sudah banyak yang menggunakan benih tersebut.

Para petani di wilayah ini mulai menyukai bibit padi Varietas Unggul baru IF 8 karena hasil yang didapat lebih banyak, yakni 6,5 ton/hektar dengan kisaran hngga 5 – 8 ton per hektare. Rata-rata petani merasa senang dengan IF 8, karena selain umurnya pendek hanya 110 hari sehingga bisa cepat dipanen, juga varietas ini tahan terhadap serangan hama penggerek batang.

“Peningkatan luas tambah tanam dan produktivitas padi diharapkan bisa mendongkrak produksi padi. Pihaknya rasa optimismenya, bahwa dengan introduksi IF 8 maka indeks pertanaman (IP) 300 akan dicapai wilayah ini. Tentu dengan dukungan perbaikan faktor lainya, seperti revolusi mental petani, koordinasi pemkab dan propinsi serta pusat, dan perbaikan jaringan irigasi,” katanya. (Mahdi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *