Pameran Guyup Rupa #11 Merayakan Seni Rupa, Menjalin Jejaring dan Kolaborasi
Semarang – Mahasiswa Jurusan Seni Rupa – Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Semarang (UNNES) kembali menggelar Pameran Seni Rupa bertajuk “Guyup Rupa “.
Gelaran pameran Guyup Rupa ke -11 yang mengusung tajuk : “Lahiran” dibuka Jumat (11/10/2024) di Galeri B9 FBS UNNES, Gunung Pati, Semarang, berlangsung hingga 17 Oktober 2024.
Puluhan karya lukis dan seni instalasi karya perupa menyesaki Galeri B9 FBS UNNES.
Ketua Pelaksana Pameran Fikri Thoriq Nugroho didampingi Humas Arbenory Dewakusuma mengatakan latar belakang digelarnya Pameran Seni Rupa “Guyup Rupa” berawal dari keresahan untuk mewadahi potensi mahasiswa Seni Rupa.
Pameran “Guyup Rupa” yang sudah berlangsung satu dekade lebih ini mencoba menciptakan ruang dan wadah untuk menyatukan karya rupa dalam sebuah event pameran. Gelar karya ini juga dikenal dengan sebutan “lebaran” nya mahasiswa Seni Rupa Unnes.
“Lukisan yang ditaja dalam pameran ini ada karya seniman senior yang diundang. Seniman undangan tersebut diharapkan bisa memantik kreatifitas dan mengedukasi seniman muda (mahasiswa),” terang Thor panggilan karib Ketua Pelaksana Pameran.
Disamping itu, lanjut Thor, juga dipajang puluhan karya seniman open submission dari berbagai universitas di Jawa bahkan ada yang dari Bengkulu (Sumatera). Karya yang ditaja dalam pameran ini karya-karya yang lolos seleksi kuratorial.
Humas event Arbenory menambahkan gelaran Pameran Seni Rupa Guyup Rupa# 11 materinya tidak hanya berupa pameran karya rupa, tetapi juga dimeriahkan dengan festival seni berupa Band Performance dan Jamming.
Mural Action di Lingkungan Kampus (Street Art), Perfomance Art, Mural Tour, Talk Show, Work Shop dan Gallery Tour.
Sementara itu, pengamat Seni Rupa Muhammad Raman Athian mengatakan, melihat gelaran Pameran Seni Rupa “Guyup Rupa” merupakan sebuah kegiatan positif.
Lewat seni rupa ada sebuah upayauntuk meningkatkan keguyuban baik dari mahasiswa, prodi, fakultas, universitas, alumni bahkan medan sosial seni rupa baik di Semarang, maupun Nasional.
Athian sangat mengapresiasi dan Menurut pengamatannya banyak catatan positifnya ; dalam penyelenggaraannya mahasiswa sangat mandiri dengan tetap memegang teguh aturan kampus.
“Kegigihan mahasiswa sangat kuat dalam proses penyelenggaraannya. Sedangkan keterlibatan seniman yang luas dan terstruktur melampaui guyup sebelumnya. Konsep “lahiran” yang dijadikan tajuk pameran juga menarik untuk didiskusikan lebih lanjut, ” beber Athian yang juga dosen Seni Rupa di Jurusan Seni Rupa – Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Semarang.
Sayangnya, lanjut Athian, hal positif tersebut tidak dibarengi dengan publikasi yang masif sehingga penjaringan apresiator dari luar masih dirasa kurang.
Selain itu, lanjutnya, kemasan acara “pendukung” yaitu berupa konser musik justru mengurangi poin perhatian utama yang disuguhkan berupa pameran seni rupa.
Menurut Athian sejauh ini gelaran pameran Guyup Rupa memegang peranan penting memberi warna “akademi” di Jagad Seni rupa Semarang.
“Jadi menurut hemat saya gelaran pameran Guyup Rupa ini memerlukan pembahasan dan koordinasi dengan berbagai pihak yang lebih intens. Diskursus masih perlu banyak diolah, digali dan ditata,” ujar Athian yang juga dikenal sebagai kurator juga mengingatkan.
(Heru Saputro).