Pameran I Ketut Adi Candra “Harmoni” Berlangsung Meriah
Onlinekoe – Perupa I Ketut Adi Candra menaja pameran tunggalnya yang kesembilan di Tan Artspace, Jalan Papandayan 11 Semarang, Jawa Tengah.
Pameran tunggal yang mengusung tajuk “Harmoni” dibuka oleh pelukis senior Semarang Hartono, Minggu (17/04/2024) dengan ditandai pengguntingan pita berlangsung meriah dan gayeng. Pameran yang menaja 17 lukisan karya I Ketut bercorak abstrak dekoratif berukuran besar dan kecil dengan media mix on canvas ini akan berlangsung hingga 29 Maret 2024 mendatang.
Pelukis founder Galeri Proses dalam pengantarnya sebelum membuka pameran dalam mengatakan menyambut baik gelaran pameran I Ketut Adi Candra. Pameran ini tentunya akan memberi warna sekaligus wahana untuk ngangsu kawruh sekaligus memberi warna dalam khasanah seni rupa Semarang. Pameran bertema “Harmoni” ini, lanjut Hartono, mengusung konsep ajaran Hindu Tri Hita Karana yang mengajarkan tentang cinta kasih.
:Lewat karya lukisannya Ketut Adi Candra menyampaikan pesan betapa pentingnya menjaga keseimbangan baik hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan semua mahluk hidup dan menjaga hubungan manusia dengan alam. Harmonia tau keselarasan itu harus tetap dijaga. Ketut Adi Candra mengingatkan kita semua lewat karya lukisan abstrak dekoratif atau pelukisnya menyebut corak lukisannya mengusung spirit Bali abstrak spriritual religius, ” ujar Hartono.
Pada kesempatan itu Owner NW Artspace Yogyakarta, Nanang Widjaya mengatakan, gelaran pameran l yang dilakukan Ketut Adi Adi Candra di Tan Artspace, Semarang ini merupakan sebuah upaya untuk menciptakan ruang tempat berekspresi menggelar karyanya.
“Pameran tak harus di Gelari, tetapi bisa di Museum, Artspace, Art House, atau Café. Pelukis kalau mau eksis harus bisa menciptakan ruang alternatif sekaligus jejaring. Kalau hanya mengandalkan galeri kapan kita dapat mendapat giliran, ” ujar Nanang Widjaya mengingatkan.
Sementara itu, Owner Semarang Gallery Chris Dharmawan mengatakan, setiap pelukis punya potensi untuk bertumbuhkembang menghadirkan karya-karya kreatif.
“Pekuls harus konsisten dengan corak pilihannya sehingga ketemu karakter karyanya.Tentu setiap pelukis pilihan dan proses kreaifnya berbeda-beda. Kalau lukisan abstrak biasanya berkaitan dengan rasa tak hanya corak dan warnanya,” ujar Chris Dharmawan.
Sebelumnya, pelukis I Ketut Adi Candra membeberkan proses kreatifnya hingga dia menemukan karya yang kini ,mengusung spirit Bali. Dalam pameran kali ini Ketut menuturkan dalam pameran “Harmoni” ini merujuk pada konsep “Tri Hita Karana” yang merupakan esensi dari sebuah kepercayaan di Bali untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan, sesama manusia/mahkluk hidup dan menjaga hubungan dengan alam.
“Konsep Tri Hita Karana merupakan kerangka dasar umat Hindu untuk mencapai Sukerta Sakala-Niskala atau kesejahteraan hidup saat ini atau setelahnya,” jelas Ketut.
Menurut Ketut dengan berpijak dari konsep Tri Hita Karana inilah dirinya sebagai perupa mengangkatnya menjadi latar belakang penciptaan karya lukisannya.
“Lukisan-lukisan mulai dari pameran tunggal saya ketujuh Di Bentara Budaya, Jakarta “Tantra” (2023), pameran tunggal kedelapan di NW Art Space Yogyakarta. “Sangkala” (2023) tidak lepas dari spirit Bali. Saya menyebutnya Spiritual Religius,” tandas Ketut Adi Candra membabar konsepnya.
Seusai pembukaan dalam acara ramah tamah buka puasa bersama digelar diskusi dadakan bersama I Ketu Adi Candra yang diikuti antusias para audien berlangsung hangat dan gayeng. (Heru Saputro)