Pameran Lukisan Siswa PL Don Bosco Bareng Pelukis Giovanni đi Nuna Cafe
Semarang – Gelaran pameran lukisan tunggal kelima Giovanni Susanto mengusung tema : “Hatsukoi alias Saranghaeyo” menempati Exhibition Space 2 dan pameran siswa PL Don Bosko yang mengusung tajuk : “We are Don Bosco” di Exhibition Space 2, Cafe Nuna Korean Style, Banyumanik, Semarang dibuka, Sabtu (9/3/24).
Pameran ini unik karena menggelar event pameran sekaligus dalam sebuah artspace dihadiri Ketua Kolcai Nasional yang juga Ketua Semarang Sketchwalk (SSW) Ratna Sawitri, Sekretaris SSW Arief Maulana, Koordinator Eskul SMA PL Don Bosco Yosef Cahyo, Owner Nuna Café Adi, Manager Nuna Café Ikil, siswa peserta pameran dan tamu undangan lainnya.
Koordinator Eskul SMA PL Don Bosco Yosef dalam sambutannya mengatakan, sangat mengapresiasi para pihak yang terlibat penyelenggaraan pameran ini sekaligus menyampaikan kebanggaanya kepada para siswa yang telah berhasil memamerkan hasil karya lukisannya di ruang publik.
“Mudah-mudahan kegiatan semacam ini akan terus berlanjut ke depan. Sebelumnya anak-anak yang mengikuti kegiatan eskul lainnya juga langsung berpraktek ke lapangan. Peserta eskul kuliner pernah juga magang di Nuna Café ini,” ujar Yosef yang mewakili SMA PL Don Bosco.
Pelukis Giovanni Susanto yang juga pengampu eskul seni rupa di PL Don Bosco ini mengatakan, gelaran pameran tunggalnya kelima dan bareng pameran eskul siswa ini semuanya bertema tentang cinta.
“Saya berpameran tunggal dengan tajuk : “Hatsukoi alias Saranghaeyo”. Sedangkan siswa peserta eskul mengangkat tema “We are Don Bosco”. Tetapi tema cinta yang diusung lebih luas dan humanis,” terang Giovani.
Sementara itu, Christian Saputro dalam pengantarnya, mengatakan , dalam kurikulum merdeka sekarang in pembelajaran di kelas tidak lagi satu arah. Siswa menjadi lebih aktif dalam menggali pengetahuan sesuai tema yang disukai.
“Jadi selain di dalam kelas pembelajaran juga dilakukan di luar kelas dalam bentuk proyek pameran seni rupa ini agar siswa mengenal lebih jauh dengan bidang yang diminatinya,” imbuhnya.
Dengan gelaran pameran di ruang publik ini mengajak siswa eskul untuk lebih mengenal ekosistem dunia seni rupa. Contoh kongretnya berpameran yang pada kesempatan ini salah satu karya siswa Yelena Sherly berjudul : Kasihnya Sẻperti Sungai berhasil terjual dikoleksi pembeli.
“Jadi gelaran pameran ini bukan hendak mencetak siswa jadi pelukis. Tetapi mereka bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik tentang dunia seni rupa. Yang tak nya sekadar bisa melukis tetapi banyak hal yang berkaitan. Harapannya nantinya para siswa ini akan menjadi apresian yang baik, bisa menghargai dunia seniman dan karya-karyanya,” tandas Christian. (Christian Saputro)