Jawa TengahMEDIA CREATIVESemarang

Pameran Tunggal ‘Born To ALive” Mick Lo di SSW Gallery Kota Lama

Semarang – Pesketsa Mick Lo menaja pameran tunggal bertajuk ‘Born To ALive” di Semarang Sketchwalk Gallery, Resto Pringsewu, Kota Lama, Semarang.

Sebelumnya bulan Februari 2024 lalu Mick Lo memajang 25 karya sketsanya dalam pameran tunggal bertma “Pecinan Semarang” di Galeri Gandasuli, Klub Merby, Semarang
Dalam pameran tunggal Mick Lo yang dibuka Dr. Krispantono, osen Arsitektur Unika Soegijapranata, Semarang, Kamis (21/3/24).

Mick Lo memajang 24 karya sketsanya yang mengusung obyek sejumlah bangunan heritage dan landscape di berbagai lokasi antara lain Pecinan dan Kota Lama.

Pada kesempatan itu, Krispantono sangat bangga dan mengapresiasi gelaran pameran sketsa arsitektural yang ditaja Mick Lo .

“Selaku sahabat saya bangga atas capian yang dicapai. Pak Mick Lo pernah jadi dosen di Unika Soegijapranata. Kiprahnya ini juga sangat membanggakan almamaternya,” ujar Krispantono.

Mantan Ketua Kolcai Chapter Semarang Harry Soeryo mengatakan, gelaran pameran ini merupakan sebuah bukti nyata konsistensinya dalam menekuni hobinya.

“Pak Mick Lo salah satu peseketsa terbaik yang dimiliki Semarang. Dia juga tetap konsisten mengugemi langgam-langgam sketsa. Ketekunan dan konsistensi pak Mick Lo bisa diteladani oleh pesketsa-pesketsa yang lain,” ujar Harry Soeryo menyampaikan apresiasinya.

Perupa Nanang Widjaya mengatakan, karya-karya sketsa yang digelar dalam pameran tunggal Bor To A Live ini merupakan catatan perjalanan pesketsanya.

“Pameran pak Mick Lo ini merupakan kisah perjalanannya dari dulu hingga kini yang selalu setia menekuni pilihan passionnya. Karya-karya sketsanya tak hanya indah tapi berisi dan berkisah tentang perjalanan hidupnya,” tandas owner NW Gallery Yogyakarta ini.

Sementara Heti Palestina Yunani selaku penulis dalam pengantarnya, mengatakan, dia mengaku mengenal dan dekat dengan pak Mick Lo sudah bertahun-tahun lalu. Bahkan selaku jurnalis Heti juga pernah melakukan perjalanan ke berbagai tempat bersamanya. Banyak kesan positif terekam dalam benak Heti tentang lelaki yang menyandang nama Tionghoa Lo Tiang Kong.

“Secara positif, saya menyebutnya “laki-laki berhati agar-agar”. Tubuh dan Jiwa Pak Mick senantiasa lembut, kenyal dan lentur saat menghadapi hal yang kacau di mana-mana. Tetapi tidak lembek, “ ujar Heti mempersonafikasikan sosok Mick Lo.

Apa resep rahasia dan istimewa yang dipegang pak Mick Lo hingga bisa bertahan pada segala keluh kesah dalam hidup.

”Bukan saking hebatnya, tetapi segala sesuatu sudah ada Pangran Sing Gawe Urip, Sing Kwoso. Siang malam selalu ingatlah pada Yang Maha Kuasa, ” ujar Heti mengutip ucapan Mick Lo.

Untuk itu, tulisan pameran tunggal pak Mick Lo ini merupakan sebuah puisi saya tentang seorang” Laki-laki Berhati Agar-agar”, ” ujar Hesti menutup pengantarnya menjelang pembukaan pameran dengan puitis. (Heru Saputro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *