Pameran Tunggal Socio “Renjana” Digelar

Semarang – Perupa Sogik Prima Yoga perupa asal Getasan Kabupaten Semarang menggelar pameran tunggal ketiga. Pameran tunggal yang mengusung tajuk “Renjana” yang ditaja di TAN Artspace, Jalan Papandayan 11, Gajahmungkur, Kota Semarang ini akan berlangsung hingga 26 Mei 2023.

Pelukis lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta 2015 ini, sebelumnya pernah berpameran tunggal bertajuk “Elegi Pagi Hari”, Studio Bertulang, Yogyakarta (2013) dan Pameran Tunggal “Hasrat, Cinta & Penaklukan” , Cemara 6 Galeri Museum, Menteng, Jakarta Pusat.(2021).

Finalis UOB Painting of The Year 2022 ini juga mengikuti puluhan kali pameran bersama di berbagai kota. Sebagai salah satu finalis UOB Painting of The Year 2022 ini karyanya dipamerkan di Museum Macan, Jakarta (2022). Selain sebagai Pelukis Sogik tampil sebagai perfomer dalam berbagai perfoming art.

Pameran dibuka oleh Owner Semarang Contemporary Art Gallery, Chris Dharmawan, Minggu (14/5/2023) berlangsung gayeng. Chris Dharmawan dalam sambutannya, mengatakan, saat ini persaingan di dunia seni rupa sangat ketat.

Sementara infrastruktur kesenian, berupa museum, gallery dan artspace untuk ruang pameran sangat terbatas, pertumbuhannya tak sebanding dengan perupa yang ada.

“Perupa dengan karya-karyanya harus sangat kompetitif untuk bisa berpameran di Gallery atau Artspace. Untuk eksis harus punya karya yang berkarakter atau punya corak individual yang khas. Maka perupa itu tidak bisa diintervensi biar berproses dengan kekuatan individunya,” ucap Chris Dharmawan.

Ditambahkannya, dilihat dari karya-karyanya, Sogik, nampak punya kekuatan terutama lukisan-lukisannya yang dipamerkan dalam ajang pameran tunggalnya, “Cinta, Hasrat dan Penaklukan” di Galeri Cemara 6 Jakarta, beberapa waktu lalu.

“Lukisan-lukisannya satu corak nampak secara visual maupun konten sangat kuat. Beda dengan karya-karya yang ditaja dalam pameran “Renjana” kali ini nampak corak lukisannya sangat bervariasi, Bisa jadi pameran kali ini merupakan jeda waktu Sogik mengeksplore diri dalam karya visualnya,” sambungnya.

Kedepan, lanjut Chris, harapannya, Sogik akan menemukan karakter yang menjadi kekuatan karyanya. Sogik masih muda, pameran kali ini merupakan bagian dari tahah perjalanan yang masih panjang dalam berlayar di dunia seni rupa.

“Kemampuan teknis yang dimiliki Sogik seperti kemampuannya mendeformasi ruang dan bentuk adalah modal. Sogik juga harus tekun, konsisten dan berani bermain-main dengan media lain, karena saat ini seni rupa tak hanya kanvas tempat perupa menyampaikan gagasan dalam karya visualnya,” ujar Chris mengingatkan.

Sementara itu, ia mengatakan, renjana yang jadi tajuk pameran kali ini menjadi laku estetiknya Sogik. Renjana bukan dalam makna sempit berkaitan dengan cinta sebatas asmararagawi.

“Renjana saya berupa gairah dan hasrat dalam melukis berkaitan dengan pemilihan tema dan objek, permainan komposisi, deformasi ruang dan bentuk, serta permainan sapuan kuas untuk menampilkan citra estetik,” terang Sogik membeber konsepnya.

Ditambahkannya dalam dirinya selalu mendramatisir visual supaya mampu memunculkan rasa damai, syahdu, tenang, sepi dan perasaan cinta yang mendalam.

“Harapannya supaya pengamat, penikmat, apresian, ikut larut dalam suasana yang dimunculkan dalam karya lukisan tersebut. Jadi, renjana itu jadi laku estetik bagi saya,” ucap perupa kelahiran 19 Juli 1988.

Chritian Saputro dalam pengantar pameran mengatakan, Sogik sebagai perupa berani menjalankan dan mengejawantahkan hal yang sunguh-sungguh disukainya (renjana) dengan resiko juga harus tahan akan penderitaan (passion) yang akan dirasakannya.

Selaku pelukis Sogik melalui karya lukisannya menyodorkan karya visual yang dramatis agar menghadirkan sensasi rasa damai, syahdu, tenang, sepi dan membetot perasaan cinta yang mendalam.

“Sogik lewat karya-karyanya ingin agar apresian ikut larut dalam suasana yang dibangunnya dalam lukisan itu. Sogik tak hanya ingin menyajkan karya yang indah tetapi juga ingin menyajikan lukisan yang berbicara dan bermakna bagi liyan,” pungkas Christian.

Dalam pameran kali ini Sogik akan memajang 22 karya lukisan berukuran besar, salah satunya lukisan berjudul “Renjana’ karya yang menjadi finalis UOB Painting of The Year 2022.

Sedangkan lukisan-lukisan lain yang ditaja yaitu, Dialog Malam, Canda Ria, Ibuku dan Ayamnya, Gugur Gunung, Waiting, Kecup Rindu,Bregada Terakhir, Sexy Killer, Promise, Gerakan Perubahan, Perempuan Tepi Jaman, Alter Ego, Anchored on The Hill, Kenangan di Tempat Penjagaan, Malam Merona, Membaca Ilham, Go Home, Sisa Perang Sore Hari, Djong & Black Pearl, Berlabuh dan Bertahan. (Heru Saputro)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here