Pembukaan Semarak Megalithic Millenium Art, “Dari Masa Lalu Menuju Masa Depan”
Onlinekoe.com, PANARAGAN – Pemerintah Kabupaten Tulangbawang Barat, Laksanakan kegiatan Pembukaan Acara bertajuk Sharing Time “Megalithic Millenium Art”. di Kota Budaya Ulluan Nughik. Kelurahan Panaragan Jaya Kecamatan Tuba Tengah Kabupaten setempat, Rabu (22/01/2020).
Berbagai macam kreasi tari menandakan pembukaan Megalithic Millenium Art”, Diantaranya Tari Singer Penguten, Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, dengan Syair 3 Stansa dan dilanjutakan dengan Tari Nenemo.
Hadir dalam kegiatan tersebut adalah :
Bupati dan wakil bupati Tubaba, Ketua DPRD, Kapolres Tuba dan Tubaba, Dandim 0412/LU, Mantan Wagub Lampung Hi.Bachtiar Basri, Tamu Undangan dari Manca Negara (Para Tim Penyaji), Dan Unsur Forkopimda Kab.Tubaba.
Sedangkan para penyaji yang di hadiri oleh Andy Burnham ( Arkeolog, pendiri dan editor web Megalithic Portal, Inggris), Alex Gebe (Seniman, anggota Teater Kober, Lampung), Ari Rudenko ( Seniman lintas disiplin dari Amerika Serikat), Anna Thu Schmidt (penari asal Jerman yang menyelesaikan studi masternya di Throndeim, Norwegia), Agus Sangishu (Rumah Tari Sangishu, Lampung) Bettina Mainz (Penari, guru dan terapis trauma berbasis di Berlin, Jerman) akan pentas kolaborasi bersama suaminya Rodolfo Mertig ( Fisikawan) dan putra mereka Sebastian Mainz-Mertig (usia 11 tahun).
Juga akan hadir Daniel Oscar Baskoro ( Periset asal Yogayakarta yang berbasis di Univesitas Columbia, New York, Amerika Serikat), Dian Anggraini (Penari dan dosen asal Lampung) Diantori Dihan (Koreografer, pimpinan Gar Dancestory, Lampung), Edhyitia Rio (Komposer, anggota Orkes Ba’da Isya, Lampung), Frances Rosario (Seniman, Amerika Serikat), Prof Dr Haris Sukendar (Mantan kepala badan Arkeologi Nasional), Diane Butler (Seniman gerak, pimpinan Dharma Nature Time, Bali),Halilintar Latief ( Antroplog, Universitas Negri Makassar), Keith Miller (Inspektorat Monumen Kuno untuk English Heritage, Inggris), Katsura Kan (Seniman Butoh asal Jepang), Margit Galanter (Penyair Tari dan Instigator Kebudayaan, Amerika Serikat), Mara Poliak (Perfomer, Amerika Serikat), Moris Shakaia (Performer, Russia), Peter Chin (Performer, Kanada), Rianto ( Penari asal Solo berbasis di Jepang), Sandrayati Fay ( Komposer dan penyanyi asal Ubud, Bali), Transpiosa Riomandha (Antropolog, Yogyakarta) dan Mariana Isa ( Arsitektur dan Peneliti, Malaysia).
Kegiatan ini merupakan, repleksi kilas balik kemasa depan dan acara ini adalah, merupakan ruang publik dalam komukasi yang sejajar antara satu sama lain. Serta saling berdiskusi dan komunikasi dengan memunculkan kembali kebudayaan leluhur kita,” Kata ketua Panitia Pelaksana Semi.
Ia pun menambahkan, anda dapat memahami acara ini bukan dari sambutan yang saya sampaikan, tetapi anda dapat memahaminya dengan cara mengitukuti semua program/rangkaian kegiatan dalam acara Sharing Time “Megalithic Millenium Art” sampai dengan selesai, yang akan dilaksanakan dari tgl 22 sd 26 Januari 2020.
Ditempat yang sama, Ibu Melati Surya Dharma ( Anak Alm Suprapto Surya Dharma ) menambahkan,”
Saya sebagai Anak, akan selalu mengenang daripada Sejarah Orang Tua, yaitu : Alm Suprapto yang selalu dekat dengan budaya dan alam, serta mempelajari kebudayaan leluhur.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada kepada Kab.Tubaba yang telah mengagas kegiatan Megalithic Millenium Art” ini dengan memajukan budaya khusunya budaya Lampung di Kabupaten Tuba Barat,” Ungkapnya.
Dengan mengucapkan Puji sukur, kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengucapakan selamat datang kepada tamu undangan yang pada hari ini. Telah dapat hadir di Acara bertajuk Kebudayaan dalam Megalithic Millenium Art di Tubaba.
Mengapa, ada salah satu manusia yang hadir berasal dari belahan bumi utara dan Selandia baru, yang lain Saya tidak hafal dan beliau mewakili manusia bagian utara untuk hadir di tubaba. yang menjadi bagian dari bumi bagian selatan,” Terang Bupati Tubaba Umar Ahmad dalam sambutannya.
Hari ini kita berada di pusara kota Budaya Ulluan Nughik, dengan arti Ulluan berarti atas, terus kemudian Nughik berarti kehidupan kita berada di kota awal dari kehidupan adalah, awal dari kehidupan sebuah kota yang diniatkan menjadi kota budaya berbasis ekologi. Terhadap niat dan visi itu bapak alm Suprapto suryodarmo, ingin merespon dari visi besar yang dimiliki oleh tubaba, oleh karenanya beliau mengajak seluruh ilmuwan seluruh budayawan, seluruh seniman, yang berasal dari seluruh dunia, yang khususnya yang tergabung di dalam kelompok joget Amerta untuk hadir ke tubaba.
Dalam merespon, keinginan kita semua untuk menjadikan tubaba atau khususnya kota, ini sebagai Kota budaya yang berbasis ekologi, dalam rangka memperkuat itu semua, kita telah menyusun langkah dan strategi yang pertama. Mungkin ini agak lebih menyentuh kepada wilayah-wilayah yang mitologi dan filosofis bahwa di tempat ini, telah lahir sosok makhluk yang secara khusus kami sepakati dengan nama dunian disebut, makhluk sosok yang nantinya akan menjaga pepohonan, akan menjaga sumber sumber air ini yang ada di Tubaba,” Ungkapnya.
Di dalam sharing time ini, kita juga ingin memberikan sebuah tanda yang nantinya akan menjadi kenangan untuk masa-masa yang akan datang. Kiranya setelah stonhenge 5000 tahun yang lalu rasanya manusia jarang menggagas tempat-tempat Yang bersifat megalitikum oleh karenanya kita ingin menandai relasi hubungan manusia, dengan alam ini dengan sebuah tanda yang kita tempatkan di sebuah konsep mitologi masyarakat, untuk menjaga kelestarian alam, menjaga pepohonan menjaga sumber-sumber air, menjadi agar bantaran sungai dan lain sebagainya yang intinya adalah, bagaimana menjaga hubungan relasi manusia dengan alam untuk sebuah kelestarian alam semesta.
Mohon dukungan nya, kepada seluruh warga masyarakat Arab, mohon dukungannya, Mohon doanya agar kiranya ini bisa benar-benar menghasilkan sebuah pemikiran yang berguna bagi, khususnya di Kab Tubaba dan bagi alam semesta yang kita cintai ini,” Tutupnya. (sir/adv)