Pengamat” Banjir Jakarta, Jangan Hanya Di Jadikan Ajang Selfi”
Onlinekoe.com, Jakarta – warga Jakarta sedang mengalami kebanjiran, para pejabat datang memberi bantuan dan aja juga yang hanya sekedar datang untuk berselfi.
Hal itu di katakan oleh Koordinator LSM Gerakan Masyarakat Peduli Bangsa (GMPB) Umar Atmaja yang juga mendesak camat Cengkareng A FaQih segera bertanggung jawab atas buruknya kinerja lurah Cengkareng barat pada bencana banjir yang menelan korban jiwa pada Kamis (3/1/2020) kemarin.
Menurutnya buruknya kinerja lurah cengkareng barat yang menyebabkan meninggalnya Suhanda warga RT 11/01 Kelurahan Cengkareng Barat adalah bukti nyata tidak mampunya lurah melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam penyelamatan dan pendirian posko bantuan diwilayahnya.
“Jangan beralasan bukan cuma di RT 11/01 yang terendam, dengan demikian lurah bisa lepas dari tanggung jawabnya sebagai pejabat wilayah,”jelasnya kepada wartawan Sabtu (6/1/2020).
Selain itu, indikasi ketidakmampuan lurah juga ditandai dengan tidak adanya bantuan baik itu berupa evakuasi maupun logistik kebutuhan dasar masyarakat dari posko yang didirikan tidak jauh dari lokasi korban meregang nyawa.
“Itu posko cuma dijadikan tempat Selfi setelah itu dijadikan sebagai bukti SPJ,?, atau itu posko bantuan dididirikan hanya untuk menggugurkan kewajiban dari aparatur setempat,?,”jelasnya.
Ia menilai masyarakat sudah muak dipertontonkan sikap cari muka yang ditunjukan oleh aparatur setempat yang hadir hanya saat pejabat setingkat walikota dan gubernur hadir meninjau keadaan para korban bencana banjir.
“Giliran gubernur hadir mereka ikut mendampingi, tapi setelah gubernur pergi mereka juga ikutan pergi, kan konyol,”tuturnya.
Bukan hanya itu, masyarakat juga sudah lelah menyaksikan para pejabat dan para kroninya datang ke lokasi banjir hanya untuk berfoto dan menggugurkan kewajiban.
“Lebih konyolnya lagi mereka hadir hanya untuk berfoto doang tanpa membawa logistik maupun peralatan yang dibutuhkan untuk evakuasi,”jelasnya.
Dengan demikian ia berharap pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal ini Gubernur Anies Baswedan dapat melakukan evaluasi dan segera menjatuhkan sanksi kepada dua pejabat wilayah di kecamatan cengkareng sehingga kedepan tidak lagi terjadi kejadian yang merenggut nyawa.
“Segera jatuhkan sanksi, sebagai Shock teraphy bagi kedua pejabat wilayah tersebut sekaligus dijadikan contoh bagi pejabat wilayah lainnya yang notabenenya adalah pelayan rakyat bukan pelayan gubernur yang sering kali memberikan laporan Asal Bapak Senang,”pintanya.
Dihubungi terpisah, Camat Cengkareng A FaQih beralasan pihak pemerintah bukan alat pemuas bagi masyarakat sehingga dirinya menilai wajar bila ada masyarakat yang merasa kurang puas dengan kinerja jajarannya.
Dirinya juga berkilah pada saat kejadian bencana pihaknya telah melakukan prediksi sebelumnya, namun curah hujan yang tinggi diluar dugaan.
“kita sudah membuat SOP tanggap bencana, kita prediksi hujan ditahun ini akan sama seperti ditahun kemarin perkiraannya hanya sekitar 100mm perjam ternyata kejadiannya itu sampai 375mm per jam,”kata Camat dihubungi Via selulernya.
Saat disinggung terkait gagalnya penanganan bencana yang menelan korban jiwa pada bencana banjir tersebut dirinya berkilah yang bisa menilai gagal tidaknya penetapan tanggap bencana adalah kewenangan gubernur provinsi DKI Jakarta.
“silahkan anda tanyakan itu kepada gubernur, kita melayani masyarakat bagaimana melakukan pertolongan,”singkatnya.
Untuk diketahui, Duka mendalam masih menyelimuti keluarga Suhanda, Korban yang diduga meninggal lantaran kelelahan saat bencana banjir melanda kawasan ibu kota dan sekitarnya.
Suhanda diketahui meninggal disalahsatu mushola yang dijadikan warga RT 011/01 Kelurahan Cengkareng barat Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat sebagai tempat pengungsian lantaran minimnya bantuan dari pemerintah setempat.
M Yunus salahseorang anak korban kepada wartawan menuturkan, sebelum meninggal korban sempat mengeluhkan dingin disekujur badannya lantaran nihilnya bantuan dari pemerintah setempat kendati posko bencana tidak jauh dari tempatnya berada.
“Boro boro ada bantuan dari pemerintah, melongok kamipun tidak,”.kata Yunus kepada wartawan sabtu (4/1/2020).
Ia menilai, minimnya perhatian dari pemerintah kelurahan dan kecamatan Cengkareng tersebut disinyalir lantaran kurang sigapnya para petugas yang bersiaga disekitaran posko bencana yang tidak jauh dari posisi tempat meninggalnya almarhum.
“Saya tidak habis fikir, kenapa orangtua saya dan warga sekitar kami bisa diabaikan dan seolah diterlantarkan padahal posko siaga bencana tidak jauh dari tempat kami,”jelasnya.( Ls).