Penjualan Mobil Bekas Menurun
Onlinekoe.com, Medan – Pasar mobil bekas yang terletak di bilangan Jalan Nibung Kota Medan sudah terkenal sejak lama.Namun beberapa tahun terakhir penjualan mobil bekas menurun drastis akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Di pasar mobil bekas terbesar ini tersedia berbagai jenis mobil dipajangkan di showroom. Bahkan di sepanjang halaman showroom mereka parkir berderet.
Meski sekarang muncul beberapa lokasi penjualan mobil bekas seperti Jalan Gagak Hitam, Perintis Kemerdekaan, Gatot Subroto, Jalan Gunung Krakatau dan lainnya. Tapi pasar mobil bekas Jalan Nibung belum tertandingkan jumlahnya.
Bagi pembeli mobil bekas dari dalam maupun luar kabupaten/kota di Sumatera Utara bahkan dari Aceh mampir ke Jalan Nibung. Rasanya belum datang ke Medan jika belum melihat mobil di Nibung termasuk para agen yang setiap hari terus berkeliling kota.
Para agen boleh dibilang sangat berperan dalam bisnis jual beli mobil bekas. Mereka memberi pelayanan yang baik kepada pembeli dan pemilik mobil. Agen begitu rajin mencari mobil yang dibutuhkan pembeli.
Agaknya sudah lazim dalam dunia bisnis barang apapun, para agen mendapat fee atau komisi dari penjual.Kadangkala fee juga diberikan oleh pembeli yang berbaik hati.
Pendapatan agen memang tidak menentu. Tergantung dari daya beli masyarakat. Jika daya beli meningkat yah…rezeki agen pun lumayan. Apalagi pemilik mobil juga banyak untung. Seperti roda mobil, begitulah ekonomi terus berputar hari-hari.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir ini pasar mobil bekas terasa sepi sekali. Sedikit sekali pembeli.Begitu anjlok daya beli masyarakat.Sudah pasti imbas dari perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Bukan cuma penjual mobil bekas dan mobil baru mengeluhkan kondisi ini. Seperti diungkapkan pemilik showroom Surya Mobil Lim Jono/Amin, dalam 4 tahun belakangan ini pasar mobil sepi sekali. “Daya beli memang jatuh banget,” kata Amin yang didampingi M Saleh, agen mobil kepada Sumaterapost.co di Medan, Selasa 1/10/2019.
Saleh kelahiran Lhokseumawe 1967 silam itu mengakui akibat daya beli masyarakat menurun, pendapatannya hari-hari juga ikut terkuras.Soalnya, ayah tujuh orang anak ini semata bergantung hidup dari profesi agen.
“Sekarang jangankan untuk biaya pendidikan anak-anak, kebutuhan hidup sehari-sehari sulit terpenuhi. Apalagi sekarang harga bahan pokok makin mahal dan fluktuatif. Sedang penghasilan kita tidak stabil.Malah bisa nihil,” ucap Saleh yang sudah 20 tahun bergelut sebagai profesi agen mobil bekas.
Beberapa tahun lalu menurut pengamatan Saleh, penjualan mobil di Showroom bisa mencapai 10 unit/bulan. Sekarang 2 unit pun payah terjual. Begitulah kondisinya di tengah perekonomian yang sulit.
Tapi dia mengakui tidak pernah berkeluh kesah. Sebab setiap makhluk sudah pasti rezekinya diberi oleh Allah SWT. “Tugas kita hanya berusaha, sedikit atau banyak, Yang Mahakaya mengaturnya,” kata pria Aceh ini mengakhiri percakapannya di salah satu showroom di Nibung.(bachtiar adamy)