Tanjungpinang – Dalam upaya membangun fondasi budaya tertib berlalu lintas sejak usia dini, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Tanjungpinang menggelar program edukatif bertajuk Polisi Sahabat Anak, yang berlangsung di lapangan Mapolresta Tanjungpinang, Selasa, 3 Mei 2025. Program ini melibatkan partisipasi aktif dari siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 013 Tanjungpinang Barat yang hadir untuk menerima pembelajaran langsung dari jajaran kepolisian lalu lintas.
Kapolresta Tanjungpinang, Kombes Pol Hamam Wahyudi, S.H., S.I.K., M.H, melalui Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Tanjungpinang, AKP Arbi Guna Bimantara, S.I.K., menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pertemuan simbolik, melainkan merupakan inisiatif strategis dalam menanamkan nilai-nilai kepatuhan terhadap hukum dan keselamatan berlalu lintas kepada anak-anak yang masih berada dalam fase pembentukan karakter dan kepribadian.
“Melalui pendekatan edukatif yang bersifat partisipatif dan menyenangkan, kami ingin menanamkan pemahaman sejak dini tentang pentingnya menaati peraturan lalu lintas. Dengan sinergi antara guru sebagai pendidik utama di sekolah dan orang tua sebagai pendamping di rumah, kami berharap anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berintegritas dan peduli terhadap keselamatan sesama pengguna jalan,” ujar AKP Arbi.
Dalam rangkaian kegiatan ini, para personel Satlantas memberikan materi yang disampaikan secara komunikatif dan mudah dipahami, seperti pengenalan rambu-rambu lalu lintas, cara menyeberang jalan dengan aman, pentingnya penggunaan helm saat berkendara roda dua, serta fungsi sabuk pengaman dalam kendaraan roda empat. Suasana kegiatan dikemas secara interaktif, menyenangkan, dan penuh keakraban agar peserta merasa dekat dan tidak canggung berinteraksi dengan sosok polisi.
AKP Arbi menuturkan bahwa program Polisi Sahabat Anak merupakan bagian dari agenda rutin Satlantas Polresta Tanjungpinang yang secara aktif dijalankan ke berbagai jenjang pendidikan, sebagai langkah konkret membangun kesadaran hukum di kalangan pelajar. Ia menekankan bahwa pola pendidikan karakter harus menyentuh aspek keselamatan berlalu lintas sebagai salah satu bentuk implementasi nilai kehidupan bermasyarakat yang tertib.
“Program ini kami pandang sebagai investasi jangka panjang dalam membentuk generasi yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga sadar hukum dan memiliki empati terhadap keselamatan di jalan raya. Kami tidak ingin anak-anak ini kelak hanya menjadi pengguna jalan, tetapi juga pelopor keselamatan berlalu lintas di lingkungan mereka masing-masing,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa perubahan budaya berlalu lintas tidak bisa dicapai secara instan, namun melalui proses pembiasaan yang konsisten dan berkelanjutan, yang dimulai dari usia dini.
“Apabila sejak kecil mereka telah diperkenalkan dengan norma-norma berlalu lintas yang baik, maka akan terbentuk kesadaran kolektif saat mereka tumbuh dewasa. Generasi yang mengerti pentingnya keselamatan lalu lintas adalah fondasi bagi kota yang lebih tertib, aman, dan berbudaya,” pungkas Kasat Lantas dengan penuh keyakinan. (Anwar)
