TANJUNGPINANG – Di balik kesibukan dan dinamika tugas sebagai aparat penegak hukum, terselip sebuah kisah penuh empati dan pengabdian dari seorang anggota Polresta Tanjungpinang yang telah menjadi simbol harapan baru bagi masyarakat kecil. Dialah Bripka Zulhamsyah Putra, Bhayangkara yang membuktikan bahwa seragam bukan sekadar lambang kewenangan, tetapi juga bisa menjadi jubah pelayanan dan kemanusiaan. Jum’at (20/6/2025).
Melalui aksi sosial bertajuk “Razia Perut Lapar”, yang telah ia jalankan secara konsisten sejak empat tahun lalu, Bripka Zulhamsyah menyusuri lorong-lorong pemukiman, kawasan padat penduduk, hingga lingkungan marjinal di penjuru Kota Tanjungpinang. Dengan tangan terbuka dan hati yang tulus, ia membagikan paket makanan siap santap, sembako, serta perlengkapan dan buku sekolah kepada mereka yang membutuhkan, tanpa melihat latar belakang, suku, atau status ekonomi penerimanya.
Aksi ini bukanlah kegiatan dadakan atau pencitraan menjelang momentum, melainkan lahir dari komitmen personal yang kuat untuk menghadirkan wajah Polri yang humanis dan relevan di tengah kehidupan masyarakat. Apa yang ia lakukan menjadi manifestasi nyata transformasi kepolisian modern, yang tidak hanya hadir sebagai pengayom hukum, tetapi juga sebagai pelayan kemanusiaan.
“Saya dan keluarga sangat terbantu. Di saat hidup sedang sulit, datanglah sosok Bripka Zulhamsyah seperti saudara sendiri—ramah, penuh perhatian, dan tak pernah membeda-bedakan. Ia hadir tanpa diminta, seolah tahu kapan kami butuh uluran tangan,” ucap seorang warga yang ditemui saat menerima bantuan, dengan mata berkaca-kaca menahan haru.
Julukan “Polisi Berhati Mulia” pun melekat kuat pada pribadi Bripka Zulhamsyah. Ia bukan hanya dihormati karena seragamnya, tapi karena sikapnya yang rendah hati, santun dalam bertutur, dan tulus dalam bertindak. Banyak warga yang memandangnya sebagai sosok teladan masa kini dan harapan pemimpin masa depan—figur yang memahami denyut nadi kehidupan rakyat kecil, serta mampu mendekap mereka dengan kasih, bukan instruksi.
“Kami rindu sosok polisi yang bukan hanya menjaga ketertiban, tapi juga mampu menyentuh hati masyarakat. Bripka Zulhamsyah adalah contoh nyata bahwa polisi bisa menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar simbol kekuasaan,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.
Namun di balik sorotan dan pujian, Bripka Zulhamsyah tetap menjaga sikap rendah hati. Ia menegaskan bahwa semua yang ia lakukan hanyalah bentuk tanggung jawab moral dan spiritual sebagai bagian dari masyarakat. “Saya hanya menjalankan niat baik dari banyak orang yang juga ingin membantu. Saya hanyalah perpanjangan tangan mereka. Kebaikan itu menular, dan saya ingin menjadi penyebarnya. Semua kembali ke niat dan keikhlasan hati,” ungkapnya dengan suara lembut, mencerminkan ketulusan yang mendalam.
Gerakan sosial “Razia Perut Lapar” ini pun mendapatkan dukungan penuh dari jajaran pimpinan Polri. Dalam keterangannya, Bripka Zulhamsyah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Pol Asep Safrudin, S.I.K., M.H, serta Kapolresta Tanjungpinang, Kombes Pol Hamam Wahyudi, S.H., S.I.K., M.H yang telah memberikan ruang, kepercayaan, dan semangat untuk terus menebar manfaat.
“Terima kasih atas kepercayaan dan dukungan dari pimpinan serta rekan-rekan media yang telah membantu menyuarakan gerakan ini. Semoga semangat kebaikan ini tak pernah padam, dan kita semua bisa istiqomah menebar manfaat, sekecil apa pun itu,” ujarnya menutup pernyataan dengan rasa syukur mendalam.
Apa yang dilakukan oleh Bripka Zulhamsyah menjadi refleksi paling otentik dari tema Hari Bhayangkara ke-79: “Polri untuk Masyarakat”. Ini bukanlah sekadar slogan seremonial, melainkan telah dihidupkan lewat aksi nyata yang menyentuh hati, merawat harapan, dan menyalakan kembali kepercayaan masyarakat kepada institusi kepolisian. (Anwar)