Prof Abdul Majid Selalu Siap Berbagi Ilmu
Onlinekoe.com, Medan – Bayangkan, hampir setengah abad dari usianya yang kini mencapai 75 tahun selalu siap berbagi ilmu pengetahuan, tenaga dan pikirannya tetutama di bidang kesehatan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ayah dua anak ini sejak muda sudah bertekad bahwa dalam menjalani kehidupan dunia, harus bermanfaat bagi orang lain.Waktu, baginya adalah untuk belajar, berbagi ilmu dan beribadah kepada Allah ASWT.
Di kalangan akademika maupun mayarakat tidak ada yang tak mengenal dengan Prof.dr Abdul Majid,SpPD-KKV,FACC,FINASIM. Sosok penyabar, santun dan ramah ini senang diajak berbicara terutama menyangkut masalah kesehatan, sosial dan lainnya.
“Wah, saya gemar nasi briani. Adik tahu berapa harga beras briani sekarang, Rp75 ribu/kg. Ayo kita makan lagi. Enak ini meski kita baru makan nasi biasa tadi,” katanya kepada Sumaterapost.co ketika berpapasan pada sebuah pesta perkawinan putra dari HM Husni Mustafa, SE, anggota DPR RI di Auditorium USU Medan, akhir pekan lalu.
Sambil berjalan di belakang tamu undangan yang antrean panjang untuk bersalaman dengan kedua orangtua mempelai di pesta yang terkesan mewah itu, Abdul Majid terus memberi pandangannya terutama bagaimana seharusnya berbagi ilmu kepada orang lain.
Dia menekan bahwa iman dan ilmu tidak terpisahkan dalam kehidupan umat Islam ke mana pun kita pergi dan di mana pun kita berada. “Celakalah bagi orang berilmu tanpa iman dan orang beriman tanpa ilmu,” ujar Majid yang gemar makan pisang barangan ini.
Setelah menamatkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), 1974, Abdul Majid melanjutkan pendidikan di spesialis penyakit jantung.Meski kini sudah pensiun sebagai dosen di Fakultas Kedokteran USU, namun tenaga dan buah pikirannya masih dibutuhkan.
“Saya tidak mengejar materi semata, yang penting ilmu yang dianugerah oleh Allah, bisa berguna bagi orang lain.Itulah yang bisa saya sumbangkan dalam pengabdian saya kepada masyarakat, bangsa dan negara. Kalau saya dipanggil Allah entah kapan, insya Allah pahalanya fisabililah,” kata Abdul Majid.
Sepanjang perjalanan pulang dalam satu mobil, kakek dua cucu ini asyik membagi pengalaman di saat masih kuliah, maupun dosen dan praktek sebagai dokter spesialis jantung di Rumah Sakit Permata Bunda Medan
Pria kelahiran Rantau Prapat 29 Juli 1945 silam itu mengaku meski sebagai dosen ketika itu ia tidak tinggal di komplek perumahan dosen. Tapi lebih senang menyewa rumah sederhana dua kamar.
Maksudnya kalau tinggal di rumah kontrakan pasti merasakan bagaimana rasa susahnya membayar sewa rumah setiap tahun.Lantas berpikir dan berusaha agar mampu membeli rumah sendiri.
“Coba kalau kita tinggal terus di rumah komplek mungkin tak terpikirkan bagaimana memiliki rumah sendiri. Alhamdulillah dari rumah berukuran kecil pertama kali membeli, sekarang sudah lumayan juga,” tutur Abdul Majid dengan nada suara merendah.
Berbicara tentang pencegahan penyakit jantung koroner, dia menyebutkan penyakit ini bisa diderita oleh siapa saja.Namun penyakit jantung koroner bisa dicegah dan diobati.Jika seseorang mendapat serangan jantung, perlu tindakan cepat bagi si pasien.
Lantas bagaimana melakukan pencegahan penyakit jantung koroner ? Abdul Majid menjelaskan beberapa tip. Diantaranya tidak merokok dan minum minuman keras.Menjalani pola makan sehat dengan mengonsumsi buah- buahan, sayuran dan kurangi makanan berlemak.
“Kita harus mengontrol kadar gula dan tekanan darah dalam batas normal serta olahraga secara teratur,” imbuh Abdul Majid seraya mengingatkan penyakit jantung terjadi jika suplai darah ke jantung melalui pembuluh darah koroner terhambat oleh lemak.(tiara)